Banyuwangi Kembali Ekspor 600 Ton Kopi ke Eropa
Para petani kopi sari Kebun Malangsari Kecamatan Glenmore Banyuwangi mendapatkan pesanan sebanyak 600 ton untuk memasok pasar Eropa.
Di tengah pandemi Covid-19, produk kopi Banyuwangi mencatatkan kinerja positif. Para petani kopi sari Kebun Malangsari Kecamatan Glenmore Banyuwangi mendapatkan pesanan sebanyak 600 ton untuk memasok pasar Eropa.
Perkebunan kopi Malangsari berada di wilayah pegunungan selatan Banyuwangi yang terkenal dengan produk 'kopi lanang'. Manajer Kebun Malangsari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, Sanuri mengatakan PTPN XII telah mendapat pesanan perdana kopi robusta dari negara Swiss dan Italia sebanyak 600 ton.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Pesanan ini di luar ekspor yang sudah kita lakukan. Di tahun 2020 ini kita sudah mengekspor dua kali panen yang totalnya sekitar 72 ton," ungkap Sanuri.
Sanuri menjelaskan, sebagian besar kopi yang diekspor berasal dari Kebun Malangsari. Namun, beberapa kebun lainnya milik PTPN XII juga ikut berkontribusi, seperti Kebun Gumitir, Kebun Selogiri, serta kebun milik rakyat yang didampingi oleh PTPN XII.
©2020 Merdeka.com
"Kopi dari perkebunan rakyat di Malangsari ini kualitasnya juga sudah terstandar. Kopi rakyatnya juga sudah dikenal di pasar Eropa, dengan branding Kopi Gunungsari. Selama ini kami melakukan pembinaan teknis mulai dari memilih bibit yang baik hingga proses penanaman dan panen," ujarnya.
Menurut dia, kopi robusta yang dihasilkan dari kawasan Banyuwangi bagian barat ini memiliki cita rasa yang sangat digemari penikmat kopi di Eropa, khususnya Swiss dan Italia.
"Kopi olahan kita ada rasa khas seperti coklat yang disukai lidah orang Italia," katanya.
Oleh sebab itu, meski pandemi masih melanda di hampir semua negara yang mengakibatkan ekonomi dunia terpuruk, Banyuwangi masih konsisten mengekspor kopi unggulannya.
Sanuri menambahkan perkebunan kopi Malangsari yang seluas 1500 hektar itu menghasilkan 1500 ton kopi kering di tahun ini. Dia menargetkan, dari total kopi yang dihasilkan PTPN XII, sebanyak 1200 ton dapat diekspor ke berbagai negara.
©2020 Merdeka.com
"Kami memprediksi, pada bulan Oktober besok akan ada kontrak baru lagi dari Eropa. Kami yakin, akan menambah ekspor kita," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi ekspor kopi tersebut.
"Ekspor kopi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini cukup menggembirakan. Dengan kolaborasi bersama, saya yakin ini bisa terus tumbuh, termasuk terus melakukan pendampingan ke petani kopi rakyat," ujarnya.
(mdk/hhw)