Banyuwangi raih penghargaan dunia dari Badan Pariwisata PBB
Banyuwangi memperoleh UNWTO Awards kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan di Bidang Pariwisata.
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapatkan penghargaan dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO) dalam 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol, Rabu (20/1/) malam waktu setempat.
Banyuwangi memperoleh UNWTO Awards untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan di Bidang Pariwisata (Excellence and Innovation in Tourism)" mengalahkan nominator lainnya dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa saja tempat wisata yang hits dan terbaru di Banyuwangi? Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Juara lain didapatkan Lithuania untuk kategori "Inovasi Dunia Usaha", Nepal dengan "Inovasi Organisasi Non-Pemerintah" dan Brazil memperoleh penghargaan dalam kategori "Inovasi Riset dan Teknologi Pariwisata". Para juara menyisihkan 109 program lain dari negara yang merupakan anggota UNWTO di seluruh dunia.
Bupati Banyuwangi terpilih Abdullah Azwar Anas mengatakan, penghargaan ini bermakna strategis terutama dalam mengangkat citra pariwisata Indonesia di mata dunia, terlebih pasca aksi terorisme belum lama ini. Peristiwa itu dikhawatirkan berimbas pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan.
"Dengan penghargaan ini, Kementerian Pariwisata dan semua daerah bisa bersama-sama menunjukkan ke dunia bahwa pariwisata Indonesia terus berkembang, tetap aman karena semua stakeholder sama-sama menjaganya," kata Anas.
Dirinya memaparkan, dalam kurun waktu lima tahun sektor pariwisata di wilayahnya terus menggeliat. Kunjungan wisatawan nusantara melonjak 161 persen dari 651.500 orang pada tahun 2010 menjadi 1.701.230 orang di tahun 2015. Peningkatan kunjungan juga terjadi untuk wisatawan mancanegara (wisman). Dari data yang mereka dapatkan jumlah wisman melonjak 210 persen dari kisaran 13.200 di tahun 2010 menjadi 41.000 pada tahun 2015.
Lonjakan bisnis dan pariwisata ini juga ditunjukkan lewat meningkatnya jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi yang mencapai 1308 persen dari hanya 7826 penumpang pada tahun 2011 menjadi 110.234 penumpang di tahun 2015.
Lanjut dia, sektor pariwisata juga berhasil ikut menggerakkan ekonomi warga. Pendapatan per kapita Banyuwangi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta per kapita per tahun pada tahun 2014.
"Ke depan, pariwisata Banyuwangi akan terus berbenah. Saya sendiri mendapat banyak inspirasi setelah bertemu dengan para pelaku pariwisata dunia di ajang yang digelar UNWTO, termasuk berdiskusi dengan Sekjen UNWTO Taleb Rifai," terangnya.
Anas berpendapat, Banyuwangi memperoleh penghargaan dari UNWTO lantaran pemerintah daerah (pemda) dinilainya berhasil menggerakkan sektor pariwisata dengan menjadikan wilayah itu sebagai daerah produk yang mesti dipasarkan potensi wisatanya.
"Birokrasi mensinergikan semua elemen untuk ikut memasarkan wisata daerah. Ini bagian dari reinventing government di sektor pariwisata," jelasnya.
Sementara itu, asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Noviendie Makalam mengatakan, penghargaan yang diperoleh Kabupaten Banyuwangi membuat mereka bangga dan bersemangat untuk mengangkat bersama pariwisata dalam negeri.
"Ini mengangkat semangat kita bersama untuk menjaga nama pariwisata di mata publik internasional,” katanya.
Noviendie menambahkan, penghargaan yang diterima Banyuwangi melalui kategori kebijakan publik dan tata kelola pemerintahan di sektor wisata menunjukkan pentingnya koordinasi dan integrasi pembangunan kepariwisataan di sebuah daerah. "Banyuwangi berhasil menerapkannya. Dan itu bisa menjadi acuan bagi banyak daerah lain di Indonesia," jelasnya.
Empat Strategi Kunci
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengungkapkan, Banyuwangi mendapat penghargaan UNWTO karena pemda berhasil menggerakkan sektor pariwisata mereka. Di mana mereka menjalankan empat strategi kunci pariwisata.
Pertama, menjadikan daerah sebagai produk yang mesti dipasarkan potensi wisatanya. Dengan pandangan itu, birokrasi turut serta menjadi tenaga pemasar atau salesman maupun salesgirl bagi pariwisata daerah.
Kedua, memilih strategi pemasaran yang tepat. Dalam hal ini, Banyuwangi menawarkan adventure dan experience yang berbeda dengan daerah lain. Adventure ditujukan untuk wisata alam dan experience untuk wisata budaya serta wisata event lewat Banyuwangi Festival.
Lanjut Bramuda, ada tiga segmentasi wisatawan yang dibidik yaitu kaum perempuan, anak muda, dan pengguna internet (netizen). Karena kata dia, ketiganya memiliki pasar yang besar. Diketahui, jumlah perempuan di Indonesia mencapai 120 juta jiwa. Belum lagi anak muda (16-30 tahun) hingga 62 juta jiwa ditambah pengguna internet 82 juta.
Ketiga segmen pasar tersebut saling beririsan meski tetap memerlukan pendekatan pemasaran yang spesifik. "Karena itu, dalam Banyuwangi Festival setiap tahun ada acara yang sesuai segmentasi wisatawan. Ada festival musik jazz, batik, olahraga, dan sebagainya, yang mendekati masing-masing segmen secara spesifik," kata Bramuda.
Strategi kunci berikutnya ialah dengan melakukan inovasi secara berkelanjutan yakni dengan membuat ikon dan destinasi baru seperti pembangunan bandara berkonsep hijau yang tahun ini tuntas, pengembangan Grand Watudodol dan rumah apung di kawasan Bangsring dan bersinergi dengan BUMN membangun dermaga kapal pesiar di Pantai Boom, dan sebagainya. Inovasi ini juga dilakukan dengan pemasaran menggunakan aplikasi melalui smartphone.
Keempat, pengelolaan pariwisata melalui penyelenggaraan event (event tourism) lewat Banyuwangi Festival yang memperkenalkan potensi lokal kepada publik luar sekaligus menarik kunjungan wisatawan.
"Banyuwangi Festival digelar sejak 2012. Ini ajang festival berbasis wisata alam, budaya, dan olahraga yang berlangsung setahun penuh. Dalam setahun ada sekitar 35 event wisata," tutupnya.
(mdk/hrs)