Basarnas resmi hentikan pencarian 11 ABK Kapal Pisang VI
Kapal dengan tujuan ke Samudera Hindia ditemukan mengapung dalam posisi terbalik di Semenanjung Pangandaran.
Pencarian hilangnya 11 anak buah kapal (ABK) Pisang VI yang dilaporkan tenggelam di sekitar wilayah Pangandaran, Jawa Barat, sejak 4 Agustus 2016, resmi dihentikan. Penetapan tersebut disampaikan Badan Search an Rescue Nasional (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Jumat (12/8).
Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap, Mulwahyono mengemukakan, pencarian terus dilakukan sejak dilaporkannya 11 ABK yang hilang. Meski begitu, hingga saat ini ABK kapal tersebut belum ditemukan.
"Upaya pencarian oleh Basarnas itu sudah dihentikan. Pertimbangannya, sudah tidak efektif lagi. Laporan mulai lost contact hingga pelaporan terakhir itu kan juga terlambat kepada kami dilakukan," katanya, Jumat (12/8).
Walau dihentikan, pihak Basarnas masih terus melakukan pantauan di wilayah perairan selatan Pulau Jawa. Selain itu, Mulwahyono menegaskan, hilangnya 11 anak buah kapal tersebut yang hingga kini belum diketahui keberadaannya tidak bisa dikatakan meninggal.
"Untuk sementara, kami nyatakan 11 nelayan tersebut hilang. Kita belum berani mengatakan meninggal," ujarnya.
Dia melanjutkan, hingga kini pihaknya berkoordinasi dengan syahbandar pelabuhan agar nelayan di pesisir selatan Jawa Tengah, mulai dari Cilacap hingga Kebumen, dan juga Pangandaran. Dia meminta, nelayan dan pengguna transportasi laut lainnya segera melaporkan kepada Basarnas atau langsung mengevakuasi jika menemukan salah satu ABK.
Saat ini, gelombang laut selatan memang masih tinggi. Peristiwa hilangnya 11 ABK Kapal Pisang VI tersebut diketahui pada Rabu (3/8) sekitar pukul 21.00, berawal dari putusnya kontak dengan kapal tersebut. Kapal Pisang VI berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) pada Rabu (3/8) siang sekitar pukul 11.00 dengan tujuan Samudera Hindia.
Kapal jenis longline tersebut diawaki 11 nelayan dengan bobot 18 Gross Ton. Kapal berukuran panjang 18 meter tersebut, dilaporkan terapung dalam posisi terbalik di Semenanjung Pangandaran dari laporan nelayan sekitar. Sejak saat itu, 11 ABK dinyatakan hilang. Hingga akhirnya, beberapa tim dari Basarnas diberangkatkan untuk melakukan pencarian di wilayah tersebut.