BBM Lagi Langka, Penimbunan 17 Ton Pertalite & 6 Ton Solar Ditemukan di Samarinda
Penggerebekan tempat penimbunan BBM dilakukan pada hari terpisah. Pengungkap penimbunan 17 ton Pertalite pada 31 Agustus lalu, sedangkan pengungkapan 6 ton Solar pada 1 September kemarin.
Di tengah kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah tempat karena wacana kenaikan harga. Sekelompok orang malah memanfaatkan kondisi tersebut untuk melakukan penimbunan.
Di Samarinda, sebanyak 17 ton Pertalite dan 6 ton Solar ditimbun di sejumlah tempat terpisah. Lima orang sedang menjalani pemeriksaan untuk membongkar kriminalitas yang mereka lakukan.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa saja komponen dalam jual beli BBM? Dalam jual beli BBM, lanjutnya, terdapat tiga komponen, yaitu Pajak PPN, PBBKB, dan Iuran BPH Migas. Ketiga komponen tersebut merupakan kontribusi para pelaku usaha kepada negara atas hasil pengelolaan kekayaan negara.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"Lima orang terlapor saat ini masih berstatus sebagai saksi," kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli saat konferensi pers di lokasi penimbunan 17 ton Pertalite, Jumat (2/9).
Penggerebekan tempat penimbunan BBM dilakukan pada hari terpisah. Pengungkap penimbunan 17 ton Pertalite pada 31 Agustus lalu, sedangkan pengungkapan 6 ton Solar pada 1 September kemarin.
Ary memastikan kasus ini akan didalami hinggga terungkap dari mana asal usul bahan bakar yang mereka timbun.
"Masih ditelusuri apakah asalnya dari SPBU atau tempat lain. Sehingga nanti kita tentukan, apakah bahan bakar ini merupakan kategori subsidi atau tidak. Termasuk dijual ke mana, sedang kami dalami," ujar Ary.
Berdasarkan data diperoleh merdeka.com, 17 ton Pertalite yang disimpan di dua tanki itu adalah BBM subsidi. Pertama, tanki berisi 16 ton Pertalite, dan satu tanki lagi berisi 1 ton Pertalite dari kapasitas tanki 9.700 liter.
"Lokasi (penyimpanan 17 ton Pertalite) ini sudah beroperasi 1 tahun terakhir. Dari 5 orang saksi itu, apabila memenuhi unsur pidana dan unsur Undang-undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada pasal 55, akan kita naikkan status sebagai tersangka," jelas Ary.
Pantauan merdeka.com di lokasi penimbunan 17 ton Pertalite yang berjarak sekitar 14 kilometer dari pusat kota Samarinda, selain dua tanki berisi Pertalite, juga ditemukan lima tandon diduga bekas solar, jeriken hingga drum.
Masih di lokasi yang sama ditemukan pula dua tempat peristirahatan diduga digunakan bagi para pekerja, dilengkapi lemari pendingin berisi minuman ringan. Bahkan terlihat bekas jejak ban kendaraan diduga truk.
Merdeka.com mencoba bertanya ke warga sekitar lokasi perihal jenis kendaraan yang keluar masuk lokasi penimbunan.
"Yang sering (keluar masuk) truk tanki," kata warga itu berhati-hati.
(mdk/lia)