Begini cara Risma tenangkan Rasiyo yang kalah di hitung cepat
Risma mengantongi 86 persen suara. Sedangkan Rasiyo 13 suara.
Unggul 86,2 persen dihitung cepat internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana mengajak rivalnya, Rasiyo-Lucy Kurniasari bersama-sama membangun Kota Surabaya, Jawa Timur, bukan justru menanam permusuhan. Ini disampaikan Risma dalam pidatonya di Kantor DPC PDIP Surabaya, Jalan Kapuas, Rabu sore (9/12).
Risma yang mengenakan baju batik coklat, datang usai tim pemenangan merilis hasil quick count, yang di-update terakhir pukul 16.00 WIB. Risma datang dan berdiri di atas panggung bundar ukuran kecil di halaman posko induk (Kantor DPC PDIP Surabaya).
Dengan penuh penuh keyakinan hasil hitungan cepat itu, Risma yang didampingi Whisnu dan seluruh tim serta relawan, mengatakan Pilkada kali ini bukan soal menang atau kalah.
"Ini bukan soal menang atau kalah. Tapi sebagai upaya meneruskan pembangunan Kota Surabaya," kata Risma dalam pidatonya.
Risma berharap rivalnya di Pilwali Surabaya ini, tidak menganggap sebagai kekalahan atau permusuhan.
"Saya harap Pak Rasiyo tidak menganggap ini sebagai kekalahan. Marilah kita bekerja sama dan tidak ada permusuhan, serta membangun Surabaya bersama-sama," lanjutnya disambut teriakan para pendukungnya.
Seperti diketahui, dalam hitungan cepat yang digelar PDIP, Risma-Whisnu berhasi menyapu bersih suara di seluruh kecamatan yang ada di Surabaya. Risma-Whisnu mengemas suara 86,2 persen, sedang Rasiyo-Lucy yang diusung duo koalisi Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) hanya mampu mencatatkan suara 13,6 persen.