Belajar dari Gempa Kabupaten Solok 3 Tahun Lalu, BNPB Minta Masyarakat Selalu Waspada
Menurut BNPB, Kabupaten Solok merupakan wilayah yang sangat rawan bahaya gempa bumi. Wilayah ini dilewati oleh sesar aktif yang membentang dari barat laut hingga tenggara Sumatera. Analisis inaRISK mengidentifikasi kabupaten ini berada pada potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat terkait gempa yang mengguncang Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat pada tiga tahun lalu silam. BNPB meminta masyarakat tetap waspada terkait gempa bumi.
"Pada 21 Juli 2018 atau tiga tahun lalu gempa bumi magnitudo (M)5,5 mengguncang Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Korban jiwa dan kerusakan infrastruktur terjadi saat fenomena alam memicu guncangan hingga V MMI. Tercatat saat itu, 1 warga meninggal dunia, 8 luka-luka dan 112 rumah rusak," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (21/7).
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
-
Apa dampak yang ditimbulkan gempa di Gianyar? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
Dia menyebut, BMKG merilis parameter gempa saat itu yakni M5,5 dengan pusat gempa di darat 9 km tenggara Kota Padang, Sumbar. Kata dia, gempa yang terjadi pada Sabtu pagi, pukul 07.58 WIB, memicu guncangan yang dirasakan hingga V MMI. Skala Mercalli Modified Intensity atau MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Abdul melanjutkan, guncangan kuat gempa dengan kedalaman 10 km ini dirasakan warga di Gunung Talang dengan V MMI. Sedang, di Kota Padang III – IV MMI, Bukit Tinggi III MMI, Padang Panjang dan Pariaman II – III MMI, serta Sawah Lunto, Painan dan Sijunjung II MMI. Semakin tinggi MMI, semakin kuat guncangan gempanya.
"Skala V MMI mendeskripsikan hampir semua penduduk merasakan getaran, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang serta barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti," ucapnya.
Abdul melanjutkan, catatan BNPB menyebutkan satu warga meninggal dunia dan 8 lain luka-luka pada gempa tersebut. Korban jiwa ini terjadi di Dusun Rawang Jorong Lubuah Selasih, Nagari Batang Arus, Kecamatan Gunung Talang. Sedangkan, dua warga dari total delapan yang terluka merupakan warga Kapali, Kecamatan Lembang Jaya. Kedua kecamatan ini berada di bawah wilayah administrasi Kabupaten Solok.
"Kerusakan infrastruktur akibat gempa ini tersebar di dua kabupaten, yaitu Kota Padang dan Kabupaten Solok. Total rumah rusak di Kota Padang berjumlah 25 unit, sedangkan di Kabupaten Solok 87. Kerusakan rumah di Kabupaten Solok tersebar di dua kecamatan, yaitu Gunung Talang dan Danau Kembar. Rumah rusak berkategori ringan hingga berat," tuturnya.
Menurutnya, Kabupaten Solok merupakan wilayah yang sangat rawan bahaya gempa bumi. Wilayah ini dilewati oleh sesar aktif yang membentang dari barat laut hingga tenggara Sumatera. Kata dia, Analisis inaRISK mengidentifikasi kabupaten ini berada pada potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 14 kecamatan memiliki potensi bahaya tersebut.
Selain itu, dilihat dari sisi risiko, sebanyak 371.154 jiwa merupakan total potensi populasi terpapar di 14 kecamatan. Sementara, dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Solok 2013 – 2017 menyebutkan kesepuluh kecamatan itu, yaitu Kecamatan Pantai Cermin, Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Payung Sekaki, Tigo Lurah, Lembang Jaya, Danau Kembar, Gunung Talang, Bukit Sundi, IX Koto Sungai Lasi, Kubung, X Kota Diatas, X Koto Singkarang dan Junjung Sirih. Dari total populasi terpapar, 97 persen berada di wilayah dengan potensi bahaya kategori tinggi.
"Merefleksikan dampak gempa 3 tahun lalu yang dirasakan warga Solok, BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap bahaya gempa. Masyarakat diharapkan selalu menekankan pada jargon kenali ancaman bahaya, siapkan strateginya dan siap untuk selamat," ucap Abdul.
Dia menambahkan, setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda sehingga rencana kesiapsiagaan keluarga sangat penting didiskusikan di dalam keluarga. Misalnya akses di dalam rumah bebas dari halangan perabot sehingga saat terjadi gempa anggota keluarga dapat segera evakuasi dengan aman.
"Tindakan ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan saat gempa. Langkah lain dalam menghadapi bahaya gempa bumi dapat diakses pada tautan berikut ini," pungkasnya.
Baca juga:
Gempa Magnitudo 5,1 M Guncang Pandeglang Banten, Dirasakan Sampai Pelabuhan Ratu
Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Melonguane Sulawesi Utara
Gempa Magnitudo 2,6 Guncang Konawe Selatan
Gempa di Sumba Tengah Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Sumba Tengah Dirasakan Hingga Labuan Bajo
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Sumba NTT