Berawal dari mimpi, Bripda Taufiq bisa jadi anggota Shabara DIY
"Pas pengumuman sama bapak, saya minta bapak nampar saya, ternyata bukan mimpi," kata Taufiq.
Nasib orang tidak ada yang tahu. Dari sebuah kandang Sapi yang dijadikan tempat tinggalnya bersama keluarga, Muhammad Taufiq Hidayat berhasil lolos menjadi anggota polisi. Dengan segala keterbatasan ekonomi, Taufiq tetap bersemangat untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang polisi. Keinginan menjadi polisi sudah muncul ketika dia masih duduk di bangku SMP.
Saat itu dia melihat sosok polisi adalah sosok yang gagah dan berwibawa. Terlebih lagi seragam coklat dan baret di kepala membuat Polisi menjadi terlihat keren.
"Jujur saja dulu melihat hanya dari kasat mata, polisi itu berwibawa, apalagi kalau pas lagi pakai seragam," kata Bripda Taufiq di Gedung Shabara Polda DIY, Rabu (14/1).
Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan sempat membuatnya berkecil hati untuk mendaftar sebagai polisi. Pasalnya, dia banyak mendengar cerita bahwa untuk lolos sebagai polisi harus menyediakan uang yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta.
Namun berkat dorongan sahabatnya dan ayahnya, dia membulatkan tekad untuk menjadi polisi telah lulus SMA. "Ya diniati, pokoknya harus jadi polisi," ujarnya.
Saat menginjak kelas 3 SMA, dia pun giat melatih fisiknya. Dia pun bergabung dengan ekstrakurikuler Pramuka yang kemudian mengenalkannya pada Saka (Satuan Karya) Bhayangkara. Disana dia mendapatkan banyak pengalaman berharga yang digunakannya saat mendaftar polisi.
"Kalau akademik untuk Psikotest saya nggak pernah belajar, cuma latihan fisik saja persiapannya," tutur pria kelahiran 20 Maret 1995 tersebut.
Sebelum tes, dia mengaku melakukan puasa Senin-Kamis. Dia juga meminta restu dan support dari ayahnya saat hendak mendaftar. Bahkan dia meminta ayahnya untuk ikut berpuasa. "Ya saya minta bapak juga puasa, alhamdulillah bapak mau," tambahnya.
Usahanya pun tak sia-sia, saat pengumuman hasil test, dia begitu kaget ketika tahu dirinya diterima. Dia merasa seperti mimpi bisa menjadi seorang polisi.
"Pas pengumuman sama bapak, saya minta bapak nampar saya, ternyata bukan mimpi. Bahkan waktu sampai SPN saya masih nggak percaya," ungkapnya.
Taufiq tinggal bersama tiga adiknya di sebuah rumah bekas kandang sapi berukuran 7x4 meter. Ayahnya hanya seorang buruh penambang pasir, sementara ibunya sudah lama berpisah dengan sang ayah.
Sudah dua tahun ini Taufiq tinggal di rumah itu bersama ayahnya dan tiga orang adiknya. Bau busuk kotoran sapi yang menyengat sudah tidak lagi terasa baginya.
Rumah tersebut dibangun oleh ayahnya setelah berpisah dengan ibunya dua tahun lalu. Meski hanya bekas kandang sapi, mereka tetap harus membayar sewa tanahnya.
"Itu tanah khas desa jadi tetap harus bayar, dulu saya punya rumah di Jongke juga, tapi dijual setelah orang tua berpisah," ujarnya.
Saat malam tiba, Bripda Taufiq tidur bersama dengan tiga adiknya di dalam rumah. Sementara ayahnya tidur di bak mobil tua miliknya yang biasa dipakai untuk menambang pasir. "Nggak ada tempatnya, jadi bapak tidur di bak mobil," katanya singkat.
Saat masih sekolah, dia merasa tidak tega melihat ayahnya yang selalu tidur beratapkan langit. Setelah dia bekerja sebagai staf perpustakaan di SMK 1 Sayegan tempat dia dulu mengenyam pendidikan, dia memilih tidur sendirian di perpustakaan sekolah supaya ayahnya bisa tidur di dalam rumah.
-
Kenapa Bripda Seri terinspirasi menjadi polisi? "Dahulu keberadaan kami suku anak dalam sangatlah tidak diperhatikan sampai seorang Bhabinkamtibmas datang ke tempat kami dan mensosialisasikan perekrutan anggota Polri.""Tak hanya itu Pak Bhabin juga membawakan sesuatu untuk kami. Sejak saat itu saya menemukan sosok kebaikan seorang polisi. Saya pun bercita-cita menjadi seperti Pak Bhabin tersebut," ucap Bripda Seri.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Apa yang membuat kisah Muhammad Rizky Pratama menjadi inspirasi? Doa dari sang Ibu mampu menembus langit. Lantas bagaimana kisah selengkapnya? Melansir dari akun Instagram poldasumaterautara, Minggu (14/7), simak ulasan informasinya berikut ini. Polda Sumatera Utara membagikan kisah inspiratif dari pemuda yang berhasil menjadi polisi.
Baca juga:
Kisah nyata Bripda Taufiq, tinggal di rumah bekas kandang sapi
Rodrigo Santoro ditawari peran sebagai Jesus
Bermodal hidung, gadis lumpuh ini sukses kelola toko online
Ayah derita kanker darah, bocah 10 tahun rela jadi pemulung
Fahmi pernah salahkan ibunya karena turunkan penyakit langka
Lumpuh tak halangi Fahmi dan Faqih cetak prestasi luar biasa