Berawal dari Hobi, Budidaya Anggrek Bikin Fathoni Kian Berseri
Anggrek seolah menjadi sahabat Khabib Fathoni. Pria 59 tahun itu kemudian melihat peluang rezeki di sana.
Anggrek seolah menjadi sahabat Khabib Fathoni. Pria 59 tahun itu kemudian melihat peluang rezeki di sana.
Berawal dari Hobi, Budidaya Anggrek Bikin Fathoni Kian Berseri
Sore itu, Khabib Fathoni baru rampung berolahraga bulu tangkis. Di tengah cuaca Sabtu (9/3) petang yang rintik, ia berbagi pengalamannya berbudidaya bunga anggrek dari berbagai jenis di rumahnya yakni Kawetan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Menurutnya, bunga anggrek cocok menjadi hiasan tempat tinggal. Warnanya juga macam-macam. Ada ungu, putih, hijau, semi kemerahan sampai kombinasi dari warna tadi.
Saat menjadi hiasan, bunga bernama latin Orchidaceae itu akan membuat tempat tinggal pemiliknya menjadi sedap dipandang.
-
Apa yang dilakukan AKM Garden untuk mengenalkan anggrek? Keluarga ini kompak memasyarakatkan anggrek, agar keindahannya bisa turut dinikmati semua kalangan.
-
Bagaimana AKM Garden menularkan pengetahuan budidaya anggrek? Kalau ada yang mau beli anggrek itu, kita tanyakan dulu. Apakah sudah pernah budidaya atau belum. Kalau belum, wajib kita ajarkan. Jadi silahkan, mau perkelompok atau individu bisa langsung datang ke sini,' tamba Fathoni
-
Siapa yang membantu AKM Garden dalam budidaya anggrek? Dalam mengembangkan usaha dan edukasinya, AKM Garden juga dibantu oleh pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
-
Mengapa Rusli memilih budidaya anggrek? 'Awalnya saya kan di bunga biasa, anggrek ini punya pengetahuan khusus dalam memeliharanya. Tapi saya berpikir tidak ada ilmu yang tidak bisa dipelajari (budi daya tanaman anggrek),' ucap Rusli.
-
Dimana bunga Anggrek Emas Kinabalu ditemukan? Ditemukan pada tahun 1987, karena bunga ini terlihat sangat eksotis, orang-orang mencoba menyelundupkan anggrek ini ke luar negeri. Faktanya, satu tanaman bisa mencapai harga $5 atau sekitar Rp78.000. Anggrek Emas Kinabalu (Paphiopedilum rothschildianum) juga dikenal sebagai anggrek Rothschild dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mekar.
-
Dimana Rusli membudidayakan anggrek? Rusli Tarigan hanya memiliki modal lahan seluas 20 meter di Jalan Lintas Barat, Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal. Di lahan yang tidak terlalu besar ini, ia bisa berhasil membudidayakan tanaman anggrek.
Ketertarikan Fathoni dimulai ketika sang keponakan memiliki beberapa koleksi anggrek dengan warna-warna indah.
“Awal suka dengan anggrek itu sekitar tahun 2000, tapi sebelumnya saya diberi tahu oleh keponakan cara mengeluarkan anggrek dari botol. Jadi cara budidayanya waktu itu pakai botol, dan seperti melahirkan bayi. Di samping unik, juga indah,” katanya kepada Merdeka.
Mulai Koleksi di Rumah
Warna cantik dari bunga mungil ini membuatnya tertarik untuk mengoleksinya.
Foto: AKM Garden
Pada rentang waktu 2004 sampai 2005, Fathoni mulai menambah koleksi-koleksi anggreknya di rumah. Agar terkelola, ia mulai membangun greenhouse.
Dendrobium menjadi koleksi awal Fathoni. Keindahan anggrek ini memang memikat mata.
Betapa tidak, kombinasi warna antara ungu semi merah, maupun ungu semi putih cocok ditempatkan di berbagai sudut ruangan rumah.
Kemudian, Fathoni juga membudidayakan Phalaenopsis amabilis atau biasa dikenal dengan anggrek bulan. Deretan kelopak bunga berwarna ungu, sedikit putih menjadi ciri khas jenis ini. Tak sekedar itu. Daya pikatnya juga bisa dilihat dari susunan bunga di batangnya yang memanjang rapi.
“Jadi kalau berbunga, anggrek itu indah dan banyak warnanya. Tapi kalau mau berbunga itu Sukanya luar biasa. Jadi saya suka karena dia ditunggu-tunggu mekarnya, dan memang lama,” katanya lagi.
Menangkap Peluang
Dari hobi yang ditekuninya ini, Fathoni kemudian melihat peluang rezeki di sana. Beberapa anggrek yang saat ini dibudidayakan seperti Dendrobium memiliki masa mekar yang cukup lama.
“Karena anggrek Dendrobium itu bisa sekitar dua tahun baru akan berbunga. Kalau Tepus yang saya tanam di bawah pohon jambu, itu sudah hampir empat tahun, lima tahun itu baru berbunga, itu sangat ditunggu-tunggu,” katanya
“Lalu Aggregatum itu juga lama, dulu saya hanya sekali. Terus saya tunggu tidak berbunga lagi, tapi ini mulai banyak, dan tahun ini terasa banyak berbunganya,” katanya lagi
Foto: AKM Garden
Seiring waktu berjalan, peluang anggrek di Jawa Tengah khususnya Muntilan terlihat besar. Prospek ini berangkat dari masih banyaknya bunga anggrek yang didatangkan dari wilayah Jawa Barat.
Padahal, bunga ini bisa dibudidayakan secara mandiri. Dari sana kemudian mengilhami Fathoni untuk lebih getol menyemai hingga membudidayakan anggrek secara lokal.
“Jadi kalau pengusaha anggrek masih ambil dari luar, padahal di sini bisa. Jadi kami ada peluang untuk mengambil pasar itu, dengan harga yang terjangkau,” katanya.
Ia melalui brand AKM Garden-nya lantas mencoba menjangkau pasar bunga anggrek di Muntilan, Magelang serta Jawa Tengah. Bermula dari satu, dua, tiga hingga beberapa anggrek yang terjual, kini mampu lebih banyak lagi.
Di awal, greenhouse sederhana menjadi tempatnya memajang anggrek. Fathoni membudidayakannya secara mandiri setelah mendapat berbagai pendampingan.
Kemampuan untuk membudidayakan anggrek lambat laun kian terasah, Fathoni kemudian resmi memulai budidaya anggreknya pada 2017 lalu sampai saat ini.
Pandemi Membawa Berkah
Dibantu oleh sang putra, Rakhi, Fathoni menjadi sosok inspiratif yang memaksimalkan budidaya anggrek. Omzetnya pun kini mencapai Rp30 juta saat permintaan pasar meningkat.
“Saat budidaya anggrek bulan ini meningkat di pandemi Covid-19 kemarin. Karena kan pehobi tanaman hias, ikan hias, sepeda meningkat.
Kalau untuk anggrek, jenis anggrek bulan meningkat penjualannya. Bahkan saat baru akan mekar, masih kecil gitu, sudah laku,” katanya
Peningkatan penjualan karena tren peminat anggrek saat ini telah menjadi gaya hidup. Fathoni bersama sang putra, Rakhe kemudian berinovasi dengan membuat hampers yang unik dan berbeda dari yang lain.
“Karena anggrek juga bisa disilangkan. Dihibrid. Sehingga kan akan muncul varian yang baru-baru terus. Nah sehingga orang sudah punya ini. Nanti ada varian baru lagi dan itu menjadi peluang,” tambahnya.
Penjualan anggrek di tempatnya juga karena getok tular dari para pembeli yang mampir ke rumahnya, juga melalui pemasaran di media sosial seperti Facebook, Instagram dan TikTok AKM Garden.
Harga anggrek yang dijual di AKM Garden sendiri bervariasi, mulai dari ratusan ribu sampai Rp3 juta yang dewasa. Sedangkan anggrek hutan, harganya tidak ada patokan.
Usaha budidaya anggrek ini salah satunya terbantu melalui pameran UMKM yang diadakan BRI. Dari sana banyak pengunjung yang datang dan tertarik dengan produk anggreknya. Bahkan, pameran UMKM tersebut bisa menambah pasar baru.
Terbantu oleh BRI
Saat pameran terakhir yakni BRI Brilian Preneur di JEC, Yogyakarta, Fathoni menghadirkan sebanyak 150 tanaman dan selama berlangsung, bunga-bunga anggreknya langsung habis. Saat baru pembukaan, tanamannya sudah banyak yang dipesan.
Selaras, Kepala Cabang BRI Muntilan, Dani Ratmoko mengapresiasi perkembangan usaha pertanian seperti anggrek yang dikelola oleh Fathoni. Menurutnya, anggrek AKM Muntilan bisa beradaptasi dan berinovasi di era sekarang.
Selain itu, anggrek juga sesuai dengan visi misi BRI Muntilan, yang salah satunya mengangkat potensi lokal yang ada di daerah yakni pertanian. BRI sendiri hadir di tengah-tengah masyarakat yang ingin berkembang, melalui UMKM-nya yang beragam.
“Walaupun segmented, anggrek itu peluangnya besar. Lalu anggrek juga memiliki penggemar yang banyak, sehingga harus terus dikembangkan. Karena kami dari BRI tidak ingin di Muntilan yang dahulu ada budidaya anggrek, lalu hilang di masa depan dan tinggal cerita,” kata Kepala Cabang BRI Muntilan, Dani, kepada Merdeka.