Tak Kunjung Dapat Kerja, Pria ini Jadi Petani Anggrek Beromzet Rp400 Juta per Bulan
Terkadang, hobi bisa dijadikan sebagai sumber untuk mendatangkan keuntungan.
Terkadang, hobi bisa dijadikan sebagai sumber untuk mendatangkan keuntungan.
Tak Kunjung Dapat Kerja, Pria ini Jadi Petani Anggrek Beromzet Rp400 Juta per Bulan
Dede Setia Santoso seorang penjual tanaman anggrek yang sukses memiliki penghasilan ratusan juta dari hobinya menanam anggrek. Dede menceritakan pengalamannya berjualan anggrek melalui channel youtube Pecah Telur.
Perjalanan usahanya berawal dari hobi, saat lulus kuliah Dede berusaha untuk mencari pekerjaan tetapi tidak kunjung mendapatkan. Akhirnya dia memilih untuk menekuni hobinya bertani, salah satunya dengan menanam tanaman anggrek.
Dede pun memutuskan untuk fokus budidaya tanaman anggrek, dia memilih anggrek karena memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha. Di sisi lain Dede juga masih bekerja serabutan di usaha catering, dan menjadi kuli bangunan.
Dari pekerjaanya di catering, dia mendapatkan gaji Rp 25 ribu, dari gajinya tersebut digunakan untuk membeli bibit anggrek botolan.
"Saya dapat gaji dari catering Rp 25 ribu, saya belikan bibit botolan," kata Dede dalam wawancara pada Channel Youtube Pecah telur, Kamis(23/11).
Pada awal perintisan usaha tanaman anggrek Dede hanya memiliki luas lahan satu kali setengah meter di depan rumahnya. Dalam membudidayakan anggrek pun Dede tidak memiliki keterampilan khusus.
Meskipun tidak memiliki pemahaman khusus tentang budidaya anggrek, Dede terus belajar bagaimana budidaya tanaman anggrek yang benar. Dede mendatangi toko buku untuk belajar budidaya anggrek. Untuk menghemat pengeluaran, di sana ia tidak membeli buku hanya membaca buku dari sampel yang disediakan.
Dede mengatakan bahwa, kedua orang tuanya memiliki keinginan supaya Dede tidak menjadi petani, karena menurut kedua orang tuanya menjadi petani itu kotor, sehingga orang tua dede berharap dede memiliki pekerjaan yang dapat merubah perekonomian keluarga.
"Saat itu sama orang tua tidak didukung, harapan jangan sampai jadi petani supaya merubah ekonomi keluarga," katanya.
Dalam bertani anggrek memerlukan proses yang cukup lama dan cara budidayanya yang terbilang susah. Membutuhkan laboratorium dan lain sebagainya.
Hal tersebut membuat Dede semakin yakin untuk membudidayakan tanaman anggrek karena perawatanya yang susah dan perlu waktu lama, maka sedikit orang yang akan melakukan budidaya anggrek, sehingga kompetitornya sedikit.
Seiring berjalannya waktu usaha budidaya anggrek miliknya semakin berkembang, Dede juga tergabung dalam perhimpunan anggrek Indonesia. Selain itu Dede juga membuka pelatihan untuk warga setempat yang mau belajar budidaya tanaman anggrek.
Dede melakukan pelatihan dengan tujuan agar banyak orang yang melakukan budidaya anggrek sehingga dapat menjadi mitra untuk usaha tanaman anggreknya.
Kerja sama yang dilakukan Dede dengan mitra adalah mitra akan diberi bibit anggrek untuk dibudidayakan. Hingga saat ini Dede telah memiliki mitra di berbagai daerah seperti Jombang, Singosari dan lain sebagainya.
Semakin berkembang usaha tanaman anggreknya Dede bersama dengan pemuda setempat mendirikan wisata tanaman anggrek. Pada wisata tersebut para pengunjung dapat melihat secara langsung budidaya tanaman anggrek dan melakukannya secara langsung.
Dede mengatakan, saat ini penghasilan yang didapatkan bersama dengan mitra dalam budidaya tanaman anggrek berkisar Rp 400 juta per bulan bahkan bisa lebih.
"Biasanya rata-rata dalam satu bulan kisaran Rp 400 juta," kata Dede.