Berdamai dengan Virus Corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui, masyarakat harus hidup berdamai dengan Corona. Meskipun, Jokowi menggarisbawahi, pemerintah terus berupaya menekan penularan virus Corona. Pencarian vaksin pun hingga kini terus diupayakan.
Pemerintah mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB dilakukan untuk menghentikan laju penularan Covid-19 di RI. Sederet relaksasi PSBB telah dilakukan.
Pemerintah memperbolehkan masyarakat yang berusia di bawah 45 tahun untuk beraktivitas di luar rumah. Pemerintah juga melonggarkan transportasi massal. Bus AKAP boleh beroperasi lagi. Bandara Soekarno-Hatta pun dibuka kembali.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui, masyarakat harus hidup berdamai dengan Corona. Meskipun, Jokowi menggarisbawahi, pemerintah terus berupaya menekan penularan virus Corona. Pencarian vaksin pun hingga kini terus diupayakan.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," jelas Jokowi.
Pernyataan Jokowi ini kemudian menuai polemik. Sebab, sebelumnya, dalam rapat virtual dengan negara G20 Maret lalu, Jokowi mengajak perang bersama melawan Corona.
Istana pun menjelaskan maksud pernyataan Jokowi tentang hidup berdamai dengan virus Corona. Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, Jokowi ingin agar masyarakat tetap produktif meski pandemi corona masih ada. Namun, dengan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak.
"Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal. Tatanan kehidupan baru," kata Bey.
Pabrik Harus Buka
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian pun menekankan, masyarakat memang mau tidak mau dipaksa untuk hidup berdamai dengan Corona. Aktivitas ekonomi harus tetap berjalan untuk menekan laju PHK.
Tito menegaskan, pemerintah akan memperbolehkan pabrik untuk buka seperti biasa. Namun, dengan mengutamakan protokol kesehatan agar tak ada lagi kasus positif Corona.
"Ke depan kalau belum selesai Covid-19, kita memang terpaksa harus berdamai, bersahabat, artinya kita me-manage. Pabrik-pabrik yang ada ke depan boleh buka, tapi harus membuat protokol yang kuat, protokol kesehatan, masuk semua harus diperiksa dengan thermal gun, tempat cuci tangan disiapkan di mana-mana, hand sanitizer di mana-mana, semua wajib pakai masker, kemudian di tempat kerja ada jaraknya, moda transportasi juga begitu, restoran, hotel, memperlakukan hal yang sama," kata Tito saat kunjungan dalam rangka diskusi terkait penanganan Covid-19 di Gedung Swantra Wibawa Mukti Kompleks Kantor Pemda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5).
Tito mengatakan, pabrik tidak mungkin harus tutup terus. Jika demikian, angka PHK akan semakin bertambah. Itu salah satu alasan pemerintah akan membuka pabrik meski virus Corona belum dapat dikendalikan.
"Mereka tidak mungkin akan tutup terus- menerus, PHK akan berguguran, akan makin banyak, tapi itu ke depan. Kita sekarang maksimalkan dulu melaksanakan PSBB ini," terangnya.
Ekonomi RI Terpukul
Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy, Endang Tirtana mengatakan, pandemi telah memukul perekonomian secara mendalam. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 terjun bebas dari kisaran 5 persen hanya tinggal 2,97 persen. Skenario terburuknya, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 akan mencapai posisi minus.
Dia mengungkapkan, sejak merebak di Wuhan pada bulan Januari, penurunan ekonomi sudah terjadi secara global. Sektor penerbangan dan pariwisata sudah mengalami pukulan telak. Ditambah dengan seruan bekerja dan beraktivitas dari rumah akibat PSBB, sektor konsumsi rumah tangga sebagai andalan pertumbuhan ikut tertekan.
"Sebulan setelah pemberlakuan PSBB, tanda-tanda pelambatan kasus positif mulai terasa. Grafik pertumbuhan kasus di DKI pada akhir April lalu mengalami penurunan berturut-turut selama beberapa hari. Secara nasional, kurvanya diyakini sudah mulai melandai meskipun belum menurun," katanya, Senin (11/5).
Endang menilai, upaya pemerintah menetapkan PSBB dibandingkan lockdown sudah tepat. Sebab PSBB memungkinkan ekonomi tetap bergerak, sehingga tidak sama sekali mati. Berbeda dengan negara-negara maju, sektor informal yang sangat besar di Indonesia menopang perekonomian nasional.
Sebelumnya pemerintah menerapkan larang mudik, kini pintu ke luar daerah mulai memberikan kelonggaran. Semua moda transportasi umum dibolehkan kembali beroperasi dengan menerapkan syarat-syarat ketat dalam hal mobilitas manusia.
"Exit strategy harus mulai disusun, bagaimana rencana membuka kembali sektor ekonomi secara perlahan-lahan dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan. Pemerintah juga diharapkan untuk membenahi dan memperkuat sektor kesehatan sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan pasien," jelasnya.
Dia mengungkapkan, kehidupan masyarakat saat ini sepenuhnya akan berubah hingga vaksin virus Corona ditemukan. Untuk itu, Endang menilai, masyarakat harus berdamai dengan keadaan ini agar perekonomian kembali bergerak.
"Prinsip untuk hidup berdamai dengan kenormalan baru tetap akan berlangsung, sampai ditemukannya vaksin. Kita takkan pernah benar-benar kembali kepada situasi normal sebelum pandemi dan harus beradaptasi dengan realitas baru," tutupnya.
(mdk/rnd)