Beredar Rekaman Diduga Ibu Kandung LD Ajak Ketemuan Dokter Koas UNSRI Sebelum Penganiayaan: 'Mau Ngomong Penting'
Dalam percakapan, si wanita bertanya kepada pria soal keberadaannya. Nada wanita terkesan tegas dan emosional.
Beredar rekaman suara diduga percakapan antara ibu LD, Sri Meilina dengan dokter koas Muhammad Lutfhi sebelum penganiayaan terjadi. Diketahui, Muhammad Lutfhi dianiaya sopir Sri Meilina inisial DT hingga mengalami luka parah.
Rekaman suara berdurasi 1.10 detik itu beredar luas di media sosial X yang diunggah akun @PartaiSocmed. Rekaman itu menampilkan percakapan antara seorang perempuan dan pria.
- Mahasiswi Diduga Pemicu Penganiayaan Dokter Koas Diskrosing Tiga Bulan, Ini Kata FK Unsri
- Didampingi Pengacara, Pelaku Penganiayaan Dokter Koas di Palembang Diperiksa Polda Sumsel
- Dokter Ini Bagikan Momen saat Tugas di Panti Jompo, Bak Cucu Sendiri Pulang Selalu Ditawari Makanan
- Cerita Pengantin Baru Buah Zakar Diambil Dokter Tanpa Izin hingga Tak Mampu Layani Istri
Dalam percakapan, si wanita bertanya kepada pria soal keberadaannya. Nada wanita terkesan tegas dan emosional.
"Eh kamu di mana sekarang?" tanya si wanita seperti dilihat merdeka.com, Sabtu (15/12).
"Sedang di jalan tante," jawab si pria.
"Jalan di mana?" tanya balik wanita diduga suara Sri Meilina.
"Di KM 5 tante," jawab si pria lagi.
"Ini tante juga di KM 5, di dekat rumah sakit Siti Fatimah. Di mana ya bisa ketemuan?" sambung si wanita.
"Iya boleh tante, mau di mana tante," jawab si pria.
"Ya terserah di mana, yang enaknya kamu. Kamu KM 5 arah ke mana ni, arah ke bandara atau arah ke ini arah Sudirman," kata si wanita meninggi.
"Ke arah pulang tante, ke arah Demang," jawab si pria.
"Demang Lebar Daun? Ohya bisa ketemu, mau ngomong ni penting," tanya si wanita.
Respons Pihak LD
Saat dikonfirmasi, Kuasa hukum keluarga Sri Meilina, Titis Rachmawati enggan berkomentar terkait rekaman suara percakapan tersebut. Hanya saja Titis mengakui Sri Meilina mau menemui Muhammad Lutfhi untuk membicarakan jadwal jaga meski dilarang anaknya, LD.
"Klien kami menghubungi dan menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya. Tapi sempat dilarang anaknya, LD itu," kata Titis.