Berkali-kali Kapolri minta jenderal Polri tunduk kepada Tito
Badrodin telah menginstruksikan seluruh jajarannya mendukung penuh keputusan Presiden Jokowi yang memilih Tito.
Penunjukan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian sebagai calon Kapolri cukup mengejutkan. Hal itu karena Tito yang merupakan angkatan 1987 melongkap empat generasi, mengingat Jenderal Badrodin Haiti angkatan 1982.
Kalau prestasi, sudah segudang yang dimiliki oleh Tito. Berbagai penghargaan juga telah dia raih. Sebagai junior, banyak pihak khawatir kalau Tito bakal susah memimpin Polri lantaran banyak jenderal senior yang bakal menjadi bawahannya.
Badrodin telah menginstruksikan seluruh jajarannya mendukung penuh keputusan Presiden Jokowi memilih Tito sebagai Kapolri baru. Instruksi ini dikhususkan untuk perwira tinggi (Pati) di internal Polri.
"Berkaitan dengan isu pergantian Kapolri. Pak Kapolri mengingatkan, kita harus mendukung, harus tetap jaga soliditas dan melaksanakan apa yang menjadi keputusan Pak Presiden," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/6).
"Kapolri udah mengingatkan kepada seluruh pejabat tinggi, sudah ada keputusan dari Bapak Presiden," timpalnya.
Selain itu, Badrodin juga telah meminta semua Pati yang sebagian merupakan senior Tito, agar membantu Tito menjalani proses selanjutnya. Salah satunya, menjalani proses fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan.
"Tentunya proses ke depan harus diikuti bersama, kita bantu Komjen Tito Karnavian untuk menjalani proses selanjutnya. Antara lain proses fit and proper test," ujar Boy.
Imbauan ini, kata mantan Kapolda Banten ini, berlaku untuk semua jajaran baik di wilayah atau pun para Pati. Sehingga, Tito dapat menyelesaikan semua pekerjaan yang belum tuntas.
"Kepada seluruh Pati Polri disampaikan untuk sepenuhnya memberikan dukungan dan mensupport apa yang telah diputuskan Pak Presiden terkait calon Kapolri. Dan kepada seluruh Pati Polri diminta tetap menjaga soliditas dan fokus terhadap penuntasan pekerjaan yang belum diselesaikan," pungkas jenderal bintang dua itu.
Selain itu, dia menegaskan, institusi Polri memegang teguh loyalitas pada pimpinan.
"Demikian juga dengan hirarki yang ada, jadi institusi kita siapa pun pimpinan polri yang diangkat secara sah oleh presiden, meskipun pati (perwira tinggi) masih junior, (semua) itu harus tunduk dan takut," tegas Boy.
Boy juga memastikan semua anggota Polri sangat loyal terhadap struktural dan memegang teguh hirarki komando yang ada di tubuh Korps Bhayangkara.
"Jadi Polri tunduk pada pimpinan, tunduk kepada hirarki yang berlaku dan tentunya memiliki landasan kerja, kode etik profesi dan disiplin," tegasnya.
Jenderal bintang dua ini kembali menegaskan jika Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun sudah menginstruksikan seluruh Pati untuk mendukung penuh keputusan Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri. Badrodin meminta semua Pati tidak memersoalkan Tito yang melewati empat angkatan di atasnya.
"Yang tentunya tidak mempermasalahkan apakah junior atau senior," ucap Boy.
-
Apa ciri khas topi Napoleon? Topi hitam lebar yang menjadi ciri khasnya – salah satu dari sedikit topi yang masih ada yang dikenakan Napoléon ketika ia memerintah Prancis abad ke-19 dan mengobarkan perang di Eropa – pada awalnya dihargai 600.000 hingga 800.000 euro ($650.000-870.000).
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Kapan topi Napoleon dijual? Sebuah topi milik Napoleon Bonaparte ketika ia memerintah Prancis pada abad ke-19 telah terjual seharga €1,9 juta atau USD2,1 juta.
-
Kapan Chetryn Peto lahir? Chetryn Anaskolastika Tenkudi Peto, yang akrab dipanggil Etyn atau Molas, lahir di Manggarai, Flores, NTT, pada tanggal 26 Juli 2003.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
Baca juga:
Ngebut, Komisi III upayakan uji kelayakan Tito selesai pekan depan
Bamus ingin proses uji kelayakan calon Kapolri dilakukan secepatnya
Mabes: Meski Polri dipimpin junior, senior tetap tunduk & takut
Badrodin instruksikan seluruh Pati dukung Tito jadi Kapolri
Kisah Presiden Soekarno promosikan AKBP langsung jadi Kapolri