Bermain dan belajar bersama Komunitas Rumah Bintang
"Kalau dari aktivitasnya sendiri komunitasnya mendampingi anak-anak dari sisi pendidikan," kata Niki.
Berawal dari ide sederhana untuk memanfaatkan ruangan tidak terpakai menjadi ruang baca menjadi awal mula terbentuknya komunitas Rumah Bintang. Berdiri sejak 2004 komunitas ini memberikan pengajaran dengan menitikberatkan konsep bermain dan belajar untuk anak-anak.
Nama rumah bintang sendiri datang dari gagasan para anggota komunitas. Nama bintang diberikan karena setiap anak dinilai bisa menjadi bintang yang mempunyai cahaya.
"Awalnya bernama taman baca bintang. Kenapa bintang, karena setiap anak bisa jadi bintang. Walaupun kecil punya cahaya. Setelah kita ngontrak rumah, namanya jadi rumah bintang," ujar Penggagas Rumah Bintang Niki Suryaman saat berbincang dengan Merdeka.com, Jumat (9/10).
Ada beragam kegiatan dilakukan oleh komunitas ini. Setiap hari anak-anak mendapatkan pelajaran dari para mentor dengan kelas-kelas berbeda. Adapun kelas yang diajarkan diantaranya kelas bahasa inggris, kelas film, kelas gambar, kelas wawasan, kelas etika dan kelas komputer.
"Kalau dari aktivitasnya sendiri komunitasnya mendampingi anak-anak dari sisi pendidikan. Memberikan materi yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Panduan aktivitas belajarnya mengajarkan logika, etika bahasa dan multiple intelligence. Kami ingin mengajarkan bahwa anak-anak memiliki kecerdasan berbeda-beda," kata Niki.
Komunitas ini juga kerap mendatangkan guru tamu dari beragam profesi untuk menceritakan seputar profesi yang dilakukan. Kelas ini dinamakan kelas profesi.
"Profesi apapun bisa ngajar di sini. Ada beragam profesi yang pernah mengisi di kelas profesi, mulai dari pilot, musisi, pengusaha, hingga operator robot," ucapnya.
Tak hanya kegiatan belajar mengajar, dalam sebulan sekali komunitas ini juga melakukan kegiatan jalan-jalan. Biasanya di akhir pekan komunitas ini mengajak anak-anak untuk beraktivitas jalan-jalan menyusuri kota seperti mengunjungi museum, renang dan aktivitas lainnya.
Para siswa-siswa yang mengikuti pelajaran yakni anak-anak warga Nangkasuni, Kota Bandung. Mereka mengikuti pelajaran selepas pulang sekolah. Ada tiga kategori siswa di komunitas rumah bintang, mulai dari TK, SD hingga SMP.
"Setiap Senin dan Selasa ada kelas baca khusus buat anak TK dan kelas 2 SD, kita belajar sambil simulasi. Untuk hari Rabu ada kelas bahasa Inggris untuk kelas 3 sampai kelas 6 SD. Untuk Kamis ada kelas kriya. Untuk Jumat kita nonton bersama. Hari Sabtu ada kelas wawasan dan etika dan Minggu kita jalan-jalan keliling kota," ucap Niki.
Saat ini jumlah siswa di Rumah Bintang ada sekitar 60 orang. Tak hanya di Bandung, Rumah Bintang juga ada di Kampung Gambung Ciwidey. Di sana mereka juga memberikan pengajaran kepada anak-anak warga sekitar.
Siapapun dapat bergabung ke dalam komunitas ini sebagai pengajar. Caranya tinggal datang saja ke sekretariat Rumah Bintang di Jalan Wastukencana (depan SMP 40 Bandung). "Saya nanti jelasin aktivitasnya di sini. Ya tinggal mau terlibatnya mangga mau ikut kelas yang mana," kata Niki.
Jika masih penasraan, komunitas ini ini juga memiliki akun media sosial sebagai sarana informasi. Akun Instagram @rubinbandung, Twiitter @rubin_bdg. Mereka selalu memposting kegiatan mereka di media sosial.