Bertahan Hidup dari Kerajinan Tangan
Bermula dari boneka flanel yang dijual puluhan ribu rupiah per paket, sampai membuat bisnis perhiasan dengan harga ratusan ribu. Pada saat pandemi, dia masih bisa memberi pekerjaan pada 13 ibu rumah tangga di sekitar tempat usahanya.
Berawal dari kebangkrutan kedua orang tuanya, Anna N. Anggraini, warga Ngronggo, Kecamatan Kota-Kota Kediri, Jawa Timur, merintis usaha kerajinan.
Bermula dari boneka flanel yang dijual puluhan ribu rupiah per paket, sampai membuat bisnis perhiasan dengan harga ratusan ribu. Pada saat pandemi, dia masih bisa memberi pekerjaan pada 13 ibu rumah tangga di sekitar tempat usahanya.
-
Dimana letak makam Syekh Wasil yang menjadi tempat ziarah di Kediri? Hingga kini, makam Mbah Wasil masih menjadi jujukan masyarakat untuk berziarah. Letak makam di pusat Kota Kediri ini turut membuat perekonomian warga sekitar tumbuh berkembang.
-
Apa yang menjadi ciri khas Gereja Merah Kediri? Gaya arsitektur gereja ini adalah Neo Gotik dengan denah persegi berukuran 30,75 x 10,6 meter Bangunan yang menghadap ke timur ini terkesan ramping, sementara tingginya memberikan kesan memukau. Gereja Merah terdiri dari lima ruangan yang melayani berbagai fungsi. Mulai ruang informasi, ruang utama, balkon, ruang konsistori, dan menara, serta sebuah ruang bawah tanah yang saat ini sudah ditutup.(Foto: Kemdikbud RI)
-
Dimana kamu bisa melihat pemandangan indah di Kediri? Gunung Kelud merupakan destinasi wisata di Kediri nomor dua yang wajib untuk Anda kunjungi. Pemandangan indah dari gunung ini tersaji sejauh mata memandang.
-
Bagaimana Syekh Wasil mendekati masyarakat dalam penyebaran Islam di Kediri? Saat pertama kali datang ke Kediri, Syekh Wasil tidak secara langsung menyebarkan Islam ke masyarakat. Ia menggunakan pendekatan tertentu, yakni memulai dakwahnya dengan mendekati para raja yang saat itu berada dalam masa pemerintahan Prabu Sri Aji Jayabaya.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang diresmikan oleh Pj Wali Kota Kediri? Pj Wali Kota Kediri Zanariah meresmikan pembangunan pengembangan Pasar Grosir Buah dan Sayur Kota Kediri, sekaligus launching Serbu Pasar Kota Kediri, Sabtu (29/6).
"Awalnya ya BU (butuh uang). Orang tua saya bangkrut, saya harus bertahan. Makanya saya coba-coba bisnis boneka flanel,” kata Anna, Kamis (30/7).
©2020 Merdeka.com/Imam Mubarok
Tahun 2009, ia re-seller boneka flanel milik temannya. Lama-lama pesanan meningkat, kadang stok tidak ada. Maka, Anna mulai berinisiatif membuat sendiri.
Belajar otodidak dengan mencontoh yang sudah ada, kemudian mengembangkan polanya. Akhirnya, jadilah satu paket boneka flanel yang bisa dijual Rp 60.000 hingga Rp 70.000 promosi dilakukan di media sosial.
Bisnis boneka itu dijalaninya hingga menamatkan sekolah bidan dan bekerja di rumah sakit. Kira-kira sampai tahun 2012.
Pada saat bekerja di rumah sakit, penghasilannya masih pas-pasan. Kecintaannya pada kerajinan menjadikan ia pun ikut pelatihan membuat perhiasan berbahan kawat tembaga.
Pelatihan itu diadakan oleh Dinas Koperasi Kota Kediri. Anna merupakan salah satu peserta yang terus menggali ilmu, tak berhenti setelah pelatihan, ia juga belajar pada pengrajin senior. Akhirnya, Anna bisa membuat perhiasan sendiri.
"Dari Dinkop saya dapat pelatihan dasar. Juga difasilitasi pameran," kata Anna.
Rupanya, desain dan karya Anna disukai. Setiap pameran, selalu saja ada pelanggan yang balik lagi. Penghasilan dari bisnis ini melebihi dari penghasilannya di rumah sakit. Akhirnya, ia memutuskan keluar dan serius menekuni kerajinan.
Dengan merek AG Handycraft, Anna mengembangkan usahanya. Membuat kalung, gelang, dan anting berbahan batu alam yang dililit dengan kawat tembaga warna-warni. Juga berbahan biji genitri yang diminati hingga India.
“Kalau untuk kalung batu alam, saya jual mulai harga Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu. Tergantung bahannya. Kalau genitri per biji. Tergantung belah semangkanya,” terang Anna.
Belah semangka yang dimaksud adalah garis belah pada biji genitri. Ada yang garis 8 dihargai Rp 20 ribu-Rp 30 ribu per biji. Semakin banyak garisnya, semakin mahal karena semakin langka.
"Biji genitri ini cepet laku, bisa untuk 'ngomzet', tambahnya. Ngomzet istilah untuk sebuah barang yang laku dan memberikan omzet.
©2020 Merdeka.com/Imam Mubarok
Pada masa pandemi, bisnis perhiasan memang sepi. Anna pun lebih banyak menerima pesanan pembuatan busana dan masker. Ia sudah melatih ibu rumah tangga untuk menjadi penjahit.
"Saya ngajari dari awal. Mereka rata-rata punya mesin jahit tapi tidak bisa menjahit,” kata Anna.
Dengan memberdayakan ibu rumah tangga sekitarnya, ratusan lembar pesanan busana tetap mengalir meski pandemi. Anna merupakan salah satu UMKM menjadi binaan Disperindagin yang kerap diajak pameran dan pelatihan. Dari pameran inilah, AG Handycraft semakin banyak dikenal dan menemui pelanggannya.
(mdk/gil)