Bertemu Plt Gubernur, IDI Aceh Sampaikan Pentingnya Penyelamatan Paramedis
Ketua IDI Aceh, dr Safrizal Rahman mengaku prihatin dengan kondisi perkembangan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat. Kasus yang melonjak ikut berdampak pada tenaga medis, dimana puluhan dari mereka ikut terpapar.
Ikadan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Aceh bertemu dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Pada kesempatan itu, organisasi tenaga medis ini menyampaikan pentingnya menjaga keselamatan paramedis dalam menjalankan tugasnya melawan virus corona.
Terlebih IDI Aceh mencatat hingga sekarang sudah 60 orang paramedis di Serambi Makah terpapar positif Covid-19. Kedua organisasi profesi kesehatan ini menyampaikan prihatin dengan kondisi seperti itu.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Kenapa Jokowi meminta Kemenkes segera mengisi kekurangan dokter spesialis? "Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
Ketua IDI Aceh, dr Safrizal Rahman mengaku prihatin dengan kondisi perkembangan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat. Kasus yang melonjak ikut berdampak pada tenaga medis, dimana puluhan dari mereka ikut terpapar.
"Hari ini penyelamatan kemampuan medis sangat penting," kata Safrizal, Selasa (4/8) di hadapan Nova Iriansyah selaku kepala pemerintah Aceh.
Katanya, para tenaga kesehatan sangat berharap hasil laboratorium pemeriksaan atas mereka diutamakan. Sehingga tidak terlalu membebani petugas yang bertugas dirawatan yang bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19.
"Hasil laboratorium yang lama memaksa mereka tetap bekerja. Demi keselamatan petugas medis, harapan kami waktu pemeriksaan kalau bisa lebih cepat," kata Safrizal.
Ketua PPNI Aceh, Abdurrahman memberikan apresiasi atas sikap pemerintah Aceh yang dinilai sangat responsif dalam penanganan Covid-19. Ia mengatakan, para perawat di seluruh Aceh yang jumlahnya sangat banyak dan rentan terpapar Covid-19.
PPNI sendiri, ujar Abdurrahmand sangat merekomendasikan diberlakukan pembatasan sosial di daerah yang banyak kasus Covid-19. Selain itu, mereka mengharapkan dilakukan pembatasan yang ketat di daerah perbatasan.
Mereka juga berharap intensif bagi rekan-rekan yang bertugas hendaknya pencairannya dipercepat. "Ini menjadi penyemangat dan motivasi bagi teman-teman," kata dia.
Sementara itu Nova Iriansyah mengatakan, sejak awal Covid-19 mewabah dan menjangkiti masyarakat di Aceh, Pemerintah Aceh telah menjalin hubungan baik dengan petugas kesehatan. Salah satu dasar dari berbagai kebijakan yang diambil juga berdasar pertimbangan kesehatan.
"Dalam kasus ini, bapak-bapak adalah pahlawannya. Bagaimanapun kondisinya kita harus tetap semangat. Saya pastikan jasa sekecil apapun akan sangat kami hargai," kata Nova Iriansyah.
Nova meyakini Covid-19 akan mereda. Kehidupan normal akan kembali dijalani masyarakat. "Pandemi akan berakhir. Tinggal kemampuan kita merawat sehingga korban tidak banyak," ujar Nova.
Nova meminta agar pihak kesehatan, mulai dari dokter, perawat hingga pihak farmasi untuk terus mendampingi pemerintah Aceh dan terus mendampingi pihaknya dalam menjalani hari-hari selama pandemi masih berlangsung.
Sedangkan Sekda Aceh, dr. Taqwallah mengatakan pihaknya yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid-19 Aceh terus mencari solusi untuk memutus mata rantai covid-19 di Aceh.
Berbagai langkah strategis dilakukan sejak 161 hari Covid-19 terjadi. Sampai hari ini, diketahui 433 orang terjangkiti, dengan 322 di antaranya masih dalam perawatan, 94 orang telah sembuh dan 16 diantaranya meninggal dunia.
"Terima kasih kami kepada IDI dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Kita sangat butuh SDM yang peka seperti bapak/ibu semua, orang yang bukan hanya bisa menjaga diri tapi bisa melayani orang," kata Sekda Taqwallah.
Sekda menyebutkan, secara bertahap berbagai kebijakan terus dilakukan. Sampai saat ini, di mana pemerintah mempersiapkan asrama haji sebagai tempat perawatan bagi petugas kesehatan dan petugas medis. Taqwallah berharap kesadaran masyarakat dalam memahami kondisi saat ini bisa terus meningkat.[]
(mdk/rhm)