Bima Arya enggan disalahkan soal banjir Jakarta kiriman Bogor
Meski begitu, Bima berjanji akan menertibkan tata ruang dan memperbanyak lahan terbuka hijau di wilayahnya.
Bogor selalu disalahkan warga Jakarta, ketika banjir melanda Ibu Kota. Wali Kota Bogor Bima Arya enggan disalahkan soal masalah tersebut. Menurutnya, kepala daerah harus bertanggung jawab terhadap masalah warganya.
"Sekarang enggak bisa lagi kita dengan cara pandang begitu, dengan saling menyalahkan. Semua bertanggung jawab atas daerah masing-masing, dan semua bisa mempengaruhi yang lain," kata Bima Arya saat menyapa merdeka.com di rumahnya, Jalan Pendopo 6 Kompleks Perumahan Baranangsiang Indah, Bogor, Minggu (6/4).
Pemkot Bogor sendiri akan memfokuskan untuk memperbanyak ruang terbuka hijau, membangun atau membuat daerah-daerah resapan air sumur biopori, menata pemukiman bantaran sungai untuk mengurangi volume air yang masuk Jakarta.
"Bisa meringankan beban saudara kita di Jakarta dengan melakukan pekerjaan rumah kita. Saya akan tertibkan tata ruang, pembangunan harus didasarkan pada Perda, moratorium mal dan hotel di pusat kota Bogor, enggak ada lagi. Jadi sekeliling kebon raya harus konservasi semua. Ruang terbuka hijau minimal bertambah 10 persen selama lima tahun, saya usahakan," terangnya.
Selain fokus pada PR, Bima juga telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Hasilnya, dua pihak sepakat bekerja sama untuk dua hal; tentang lingkungan hidup, termasuk banjir dan persoalan transportasi.
Di lokasi sama, Bima juga menjelaskan soal ledakan penduduk kota Bogor. Dia memprediksi dalam 10 tahun ke depan, jumlah penduduk akan meningkat dari 500 ribuan menjadi 1,5 juta.
"Jadi isu demografi akan kita tata dengan baik melalui pendidikan, lapangan pekerjaan, agar bonus demografi yang kita nikmati, akan berdampak positif, bukan akan menjadi generasi yang akan membebani kita," kata Bima menjelaskan solusi menangani ledakan jumlah penduduk kota Bogor.