BIN siap serang, Sutiyoso tolak dibentuknya Badan Cyber Nasional
Sutiyoso nilai pembentukan Badan Cyber Nasional hanya buang-buang anggaran saja.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso tak menyetujui pembentukan Badan Cyber Nasional (BCN) yang diprakarsai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan. Sutiyoso mengungkapkan pembentukan BCN justru akan memboroskan anggaran negara saja.
"Kita (BIN) sudah punya embrionya bahkan sudah melakukan defence Cyber. Sudah bisa memonitor hanya tinggal menyerang. Menurut pandangan saya janganlah membuat pemborosan dengan cara membuat lembaga yang baru," kata Sutiyoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (10/9).
Menurutnya, BIN telah memiliki divisi khusus yang dapat menangani potensi ancaman melalui cyber. Hal itu dapat dioptimalkan dengan Pemerintah memfokuskan penguatan divisi khusus itu di BIN serta dengan meningkatkan anggaran di bidang intelijen.
"Kita sudah punya tinggal meningkatkan saja. Direktorat kita juga sudah kita tingkatnya," terangnya.
Selain itu, ia juga mengomentari pendirian Badan Cyber Nasional baru sekadar wacana dan belum memiliki pengalaman untuk menangani serangan dunia maya. "Itukan baru sekadar wacana dan belum terealisasikan. Terlebih, belum memiliki embrio seperti BIN," tambahnya.
Untuk diketahui, Luhut mengatakan negara memerlukan BCN sebagai lembaga khusus untuk menghadapi serangan dunia maya dengan intensitas tinggi. Luhut menginginkan pemerintah mempunyai lembaga yang berada dalam satu koordinasi.
Baca juga:
Rapat di DPR, Bang Yos curhat anggaran BIN dipotong
Baru disahkan jadi KaBIN minta dana Rp 10 T, kini Bang Yos bantah
TB Hasanuddin: Sutiyoso jangan teriak-teriak anggaran BIN dikurangi
Politisi Gerindra dukung protes Sutiyoso soal anggaran BIN dipotong
Anggaran BIN tahun 2016 menyusut, Sutiyoso minta jadi Rp 3,7 T
-
Siapa yang menciptakan National Cyber Power Index? Sekelompok peneliti di Universitas Harvard mewujudkan semua hal ini melalui laporan benchmark yang disebut National Cyber Power Index, yang dirilis pada September 2022.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Bagaimana cara APJII menghitung penetrasi internet di Indonesia? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024. Hasil surveinya itu menunjukan jumlah pengguna internet mencapai 221 juta dari 278 juta jiwa penduduk negeri ini. Praktis, tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5 persen dari total populasi.
-
Kapan serangan ransomware di Indonesia meningkat? Fakta mencengangkan lainnya, tahukah kamu kalau Indonesia ternyata menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan jumlah serangan ransomware terbanyak di tahun 2022?
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.