BMKG Gelar Sekolah Iklim Cegah Gagal Panen Selama Pandemi Covid-19
"Petani dan penyuluh pertanian perlu dibekali dan mendapat sosialisasi secara massif tentang iklim.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Iklim atau SLI secara virtual di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (6/6). Kegiatan tersebut digelar sebagai langkah antisipatif menghadapi iklim ekstrem di tengah pandemi Covid-19.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan dampak iklim ekstrem sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian. Sebab akan mengakibatkan penurunan produksi secara kuantitas maupun kualitas.
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Bagaimana BMKG Tuban mencatat jumlah gempa susulan? "Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB," kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3).
Selain itu, berkembangnya hama penyakit disebabkan tidak sesuainya pola tanam dengan kondisi iklim yang kemudian mengancam kualitas produksi hingga gagal panen. Risiko gagal panen yang dialami petani ini tentu saja akan berdampak luas pada sistem ketahanan pangan nasional.
"Petani dan penyuluh pertanian perlu dibekali dan mendapat sosialisasi secara massif tentang iklim. Dengan adanya pemahaman tersebut, selain produksi yang dihasilkan semakin meningkat, informasi dari BMKG dapat dimanfaatkan secara maksimal guna mendukung sektor pertanian," kata Dwikorita, Sabtu (6/6).
Dwikorita memaparkan, petani dan penyuluh pertanian dibekali sejumlah materi pengetahuan. Diantaranya pengenalan unsur cuaca, alat ukur cuaca dan penakar hujan sederhana, pemahaman informasi dan prakiraan iklim atau musim, proses pembentukan hujan, pemahaman iklim ekstrem hingga materi tentang pengaruh cuaca atau iklim terhadap hama dan penyakit pada tanaman.
Dwikorita mengatakan, penyampaian materi dan konsultasi dilakukan secara virtual dengan bahasa sederhana agar mudah dimengerti oleh petani dan penyuluh pertanian. Metode pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan sebagai langkah pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19, tanpa menghilangkan substansi pokok dalam SLI.
Menurut Dwikorita, dengan memahami informasi iklim produktivitas pertanian bisa meningkat hingga 30 persen. Jika dulu, kata Dwikorita petani secara tradisional bisa berpatokan pada hari dan bulan, maka sekarang harus berpatokan dengan data, yaitu pola curah hujan tiap wilayah.
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu mendorong petani untuk melakukan percepatan musim tanam pada Tahun 2020.
Instruksi tersebut, kata dia, bukan tanpa alasan, mengingat BMKG sendiri telah memprediksi bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus, sementara curah hujan diperkirakan masih berlangsung hingga Juni. Percepatan tersebut guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan.
"30% wilayah di Indonesia yang memasuki zona musim akan mengalami kemarau lebih kering dari biasanya. Percepatan musim tanam ini dilakukan dengan memanfaatkan sisa curah hujan sebelum memasuki kemarau panjang," imbuhnya.
Dwikorita berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini secara rutin dari tahun ke tahun diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap informasi kehidupan yang berkaitan dengan iklim. Sehingga dampak negatif berupa gagal panen atau penurunan produktivitas petani dapat dihindari.
(mdk/ray)