Nasib Kelas Menengah Usai Dihantam Pandemi Covid-19: Uang Habis untuk Beli Makan dan Bayar Cicilan Rumah
Pengeluaran terbesar kelas menengah umumnya berasal dari sektor makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, dan hiburan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menegaskan masyarakat kelas menengah menjadi pilar utama penggerak ekonomi Indonesia. Khususnya dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045.
Airlangga menjelaskan karakteristik masyarakat kelas menengah sangat terkait dengan pola konsumsi yang dominan. Tercermin dari pengeluaran terbesar umumnya berasal dari sektor makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, dan hiburan.
"Kelas menengah adalah motor utama penggerak ekonomi dan kelas menengah kita ini sekitar 17,13 persen dan aspiring middle class itu juga ada mendekati 50 persen dan tentunya pada waktu sebelum Covid-19 angkanya lebih tinggi," kata Airlangga dalam acara Hari Ulang Tahun Kemenko Perekonomian ke-58, Jakarta, Selasa (27/8).
Airlangga mencatat saat ini sekitar 17,13 persen penduduk Indonesia tergolong dalam kelas menengah. Sementara hampir 50 persen lainnya termasuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok masyarakat yang berhasil naik kelas, namun masih rentan miskin.
Dia mengakui angka ini mengalami penurunan sejak sebelum pandemi Covid-19, yang berdampak negatif pada ekonomi kelas menengah.
"Ini karena ada efek dari Covid-19 yang sering disampaikan oleh Bu Menteri Keuangan sebagai scaring effect di mana ini diharapkan bisa diperbaiki ke depannya," kata Airlangga.
Pemerintah Janji Berpihak ke Kelas Menengah
Perumahan, menurut Airlangga, menjadi prioritas kedua setelah makanan dan minuman dalam pengeluaran kelas menengah. Sehingga ini menjadikannya sektor yang sangat penting.
Kelas menengah juga memainkan peran strategis dalam mendukung perekonomian melalui kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.
"Dan tentu investasi menjadi penting, investasi yang positif dan ini tentu akan membuat perubahan sosial terutama untuk mencapai Indonesia emas di 2045," jelas dia.
Pemerintah pun berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan kelas menengah melalui berbagai program. Termasuk perlindungan sosial, insentif pajak, kartu bekerja, jaminan kehilangan pekerjaan, serta kredit usaha rakyat.
"(Program-program) Ini diharapkan bisa menahan jumlah kelas menengah," pungkas Airlangga.