BMKG Imbau Warga Sigi dan Morowali Utara Waspada Bencana Banjir dan Longsor
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Kabupaten Sigi dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah agar mewaspadai bencana hidrometeorologi tiga hari ke depan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Kabupaten Sigi dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah agar mewaspadai bencana hidrometeorologi tiga hari ke depan.
"Pemerintah setempat harus ekstra hati-hati terhadap dua daerah ini, sebab diperkirakan akan terjadi bencana banjir dan tanah longsor di bantaran sungai dan lereng-lereng gunung akibat hujan lebat," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi di Palu, Minggu. Dilansir Antara.
-
Di mana longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Siapa yang menceritakan pengalamannya saat longsor di Banjarnegara? Ibu Tarjo, menceritakan sebelum terjadi longsor, ia mendengar suara atap seng bergemuruh.
-
Dimana banjir dan longsor terjadi di Pekalongan? Sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
Dari perkiraan cuaca BMKG, peristiwa bencana hidrometeorologi pada musim hujan disebabkan oleh udara panas yang mengalir dari laut Arafura dengan membawa uap air cukup banyak ke udara.
"Begitu uap air posisi di atas Pulau Sulawesi, angin kemudian berbelok, sehingga memicu potensi hujan semakin besar di wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya," ungkap Nur Alim.
Oleh karena itu, tiga hari ke depan mulai hari ini, Minggu (26/7) hingga 28 Juli 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta otoritas lainnya perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi yang disebabkan curah hujan cukup tinggi.
Dia mengimbau warga yang bermukim di bantaran sungai dan lereng-lereng pegunungan yang curam agar selalu waspada. Namun tidak panik berlebihan.
Dia memaparkan dua kabupaten tersebut umumnya tanahnya bercampur pasir, sehingga rentan menimbulkan longsor dan banjir. Apalagi, di bagian hulu sungai terjadi penumpukan material kayu cukup banyak yang mengakibatkan pergerakan air terhambat, lalu membentuk bendungan-bendungan kecil.
Oleh karena itu, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, air meresap dan membuat tanah semakin jenuh. "Jika hal ini terus berulang, tanah jenuh akan meleleh lalu menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor," kata Nur Alim.
Lebih lanjut, Nur Alim mengatakan sebulan ke depan wilayah Sulteng masih berpotensi terjadi cuaca buruk, karena masih dalam siklus puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan di Sulteng terjadi selama tiga bulan, Juni-Agustus. Kemudian pada minggu pertama bulan September nanti, daerah ini mulai memasuki musim kemarau," ucap Nur Alim.
Baca juga:
BMKG Imbau Warga Sigi dan Morowali Utara Waspada Bencana Banjir dan Longsor
Dua Tahun Terakhir, Jabar Daerah Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa
HUT MKG ke-73, Kepala BMKG Ajak Jajaran Beradaptasi Kebiasaan Baru saat Pandemi
Sejumlah Wilayah di DIY Berstatus Siaga Kekeringan, Ini Kata BMKG
BMKG Sebut Papua dan Sulteng Berpotensi Banjir
Luwu Utara Diguyur Hujan, Warga Diminta Waspada Banjir
Aktivitas Gempa di Selatan Jawa Meningkat, BMKG Ingatkan Daerah Perkuat Mitigasi