BMKG Minta Warga Waspada Potensi Gempa di Sulawesi Tenggara
Potensi gempa di Sulawesi Tenggara berskala kecil karena wilayah tersebut berada pada segmen sesar mendatar sehingga hanya dapat membuat gempa dengan kekuatan kecil.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga tetap waspada terhadap potensi terjadinya gempa di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Potensi gempa bumi di wilayah Sulawesi Tenggara dimungkinkan bisa terjadi, namun berdasarkan pantauan pihaknya, gempa berpotensi terjadi dalam skala kecil.
"Potensi gempa tetap ada hanya saja semoga tidak besar, karena sepengetahuan kami gempa itu semakin sering terjadi magnitudonya semakin kecil," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kendari Rudin di Kendari, Sabtu (23/1).
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Kapan gempa itu terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
Dia mengatakan, potensi gempa di Sulawesi Tenggara berskala kecil karena wilayah tersebut berada pada segmen sesar mendatar sehingga hanya dapat membuat gempa dengan kekuatan kecil.
"Sultra berada pada segmen sesar mendatar, sementara di wilayah Sulawesi Barat berada di segmen sesar besar, dimana pergeseran sesar tersebut terjadi penumpukan frekuensi gempa besar sehingga keluar dengan jumlah yang cukup banyak," ujar dia.
Meskipun demikian, ia tetap mengimbau masyarakat tetap waspada dengan kondisi saat ini, mengingat gejala alam belum dapat diprediksi secara pasti karena setiap saat dapat berubah.
Guna mendeteksi dini pergerakan sesar bumi tersebut, BMKG Stasiun Geofisika Kendari telah memasang sembilan alat pendeteksi dini gempa di sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara di antaranya di Kabupaten Kolaka ada dua alat, kemudian Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara, Wakatobi dan Kota Baubau masing-masing satu alat pendeteksi dini gempa.
Baca juga:
Pengungsi Gempa Pertanyakan Keberadaan Bupati Mamuju Habsi Wahid
Sepanjang 2021, BMKG Mencatat 59 Kali Gempa
Tak Bergantung Bantuan, Korban Gempa Mamuju Mengais Rezeki dari Reruntuhan Bangunan
VIDEOGRAFIS: Kerusakan Alam Sebabkan Rentetan Bencana di Indonesia
BMKG Ungkap Sesar Mamuju Pernah Timbulkan Gempa Tahun 1969
BMKG Pastikan Gempa di Sulut Tak Dipicu Gempa di Sulbar