BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi di Wilayah Selatan Jateng
Menurut dia, potensi cuaca ekstrem itu karena adanya pengaruh Monsun yang kuat, gelombang Kelvin, gelombang Rossby, dan tekanan rendah di Australia. Ia mengatakan potensi cuaca ekstrem tersebut meliputi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Berdasarkan peringatan dini yang dirilis BMKG Pusat, cuaca ekstrem memang masih berpotensi hingga tanggal 25 Februari," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, seperti dilansir Antara, Rabu (17/2).
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang ditemukan di makam-makam kuno Bukit Çayönü? Makam-makam ini, dengan ciri tengkorak dalam posisi meringkuk seperti janin, diidentifikasi berasal dari Zaman Perunggu Awal.
Menurut dia, potensi cuaca ekstrem itu karena adanya pengaruh Monsun yang kuat, gelombang Kelvin, gelombang Rossby, dan tekanan rendah di Australia. Ia mengatakan potensi cuaca ekstrem tersebut meliputi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
"Berdasarkan pengamatan kami di wilayah Cilacap dan sekitarnya, kemunculan petir dalam beberapa hari terakhir memang luar biasa," katanya.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan kondisi beberapa pekan sebelumnya, puncak curah hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem di wilayah Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya saat sekarang sudah terlewati. Akan tetapi, kata dia, kemunculan petir di wilayah Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya saat sekarang lebih banyak terjadi.
"Kalau secara klimatologi, saat sekarang di wilayah pantura sedang berada pada puncak musim hujan, sedangkan wilayah selatan sudah melewati puncak musim hujan," katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan berdasarkan data, curah hujan di wilayah Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir masuk kategori sedang hingga lebat.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat Jateng selatan maupun pegunungan tengah untuk tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem khususnya terhadap peningkatan sambaran petir.
Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan, dia mengatakan gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah, dan perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY.
"Gelombang tinggi yang berkisar 2,5-4 meter hingga sangat tinggi yang berkisar 4-6 meter masih berpotensi terjadi karena saat sekarang masih berlangsung musim angin baratan. Namun untuk beberapa hari ke depan, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau nelayan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi saat melaut.
"Bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai, diimbau untuk tidak berenang atau mandi terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu," katanya.
Baca juga:
BMKG Sebut Jawa Tengah Berpotensi Banjir pada Dua Hari ke depan
Aceh Masuk Masa Peralihan Cuaca, BMKG Ingatkan Warga Waspada Ancaman Karhutla
Mayoritas Cuaca di Destinasi Wisata Jakarta Diprakirakan Berawan Hari Ini
BMKG Sebut Suara Gemuruh di Bandung Bukan Kejadian Alam, Diduga Aktivitas Manusia
BMKG: Wilayah Banyumas Raya Berstatus Siaga Bencana Hidrometeorologi