BNN beberkan kuasa napi perintahkan sipir penjara edarkan narkoba
Kepala BNN Budi Waseso: Negara lebih besar dari kekuatan bandar. Jadi tidak boleh kalah.
Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar jaringan narkotika yang dikendalikan Narapidana dari tiga lembaga pemasyarakatan (Lapas) berbeda. BNN menangkap tujuh tersangka dengan barang bukti sabu sebesar 1377 gram dan 9.985 butir ekstasi.
Kepala BNN Budi Waseso menuturkan, dari hasil penelusuran, jaringan narkoba dalam lapas tidak hanya dilakukan narapidana, tapi juga melibatkan sipir dan dokter lapas.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana narasi Prabowo menolak Kaesang menyebar? Beredar sebuah video bernarasikan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Siapa saja yang dipenjara bersama Soekarno di Jalan Banceuy? Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Mengapa Pemprov Jateng mendorong kolaborasi dalam pemberantasan narkoba? Pemerintah Provinsi (Pemprov)Jawa Tengah mendorong kepada semua pihak, untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam memberantas narkoba di wilayahnya. Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
"Pengungkapan jaringan di lapas kita sampaikan supaya masyarakat tahu dan paham betul kenapa masalah narkoba masih marak," kata Budi Waseso di kantornya, Senin (28/3).
Saat membongkar jaringan narkoba dalam lapas yang ada di Jawa Timur, BNN meringkus MS yang tak lain sipir lapas. Petugas BNN sudah lama mencurigakan gerak-gerik MS sejak di Banyu Urip, Surabaya. Dari tangan MS, petugas menyita 98 gram sabu disimpan dalam tas plastik hitam.
"Berdasarkan pengakuannya dia mendapatkan perintah dari dua orang napi yang berinisial MUH dan BAK," kata Budi Waseso.
Dari penangkapan MS, BNN mengembangkan kasus tersebut. Pada 12 Maret juga sudah mengamankan SN, residivis yang terlibat peredaran 925 gram sabu. Pada 14 Maret 2016, petugas BNN menangkap seorang penumpang kereta api berinisial BW.
Dari tangan pelaku, petugas menyita sabu seberat 306 gram sabu yang dikemas dalam tiga bungkus kertas warna cokelat. BW mengaku diperintah seorang napi berinisial BSN yang kini berada di lapas Jawa Tengah.
Tidak berhenti disitu, BNN terus melakukan pengembangan dan berhasil menangkap pria paruh baya berinisial TKN di daerah Pakal Surabaya, karena terlibat transaksi sabu seberat 48 gram. Menurut pengakuan TKN, dia diperintahkan seorang napi berinisial AS yang mendekam di sebuah lapas Jawa Timur.
"Kita juga sudah menangkap mantan Napi yang berinisial AZ, yang membawa ekstasi sebanyak 8.985 butir. Dari pengakuannya narkoba ini akan diserahkan kepada AL di Jakarta Pusat. AZ (35) dan AL (24) kita tangkap pada tanggal 24 Maret 2016 di Jakarta," tuturnya.
Sederet penangkapan ini menjadi salah satu indikator, masih kuatnya peredaran narkotika dari balik jeruji besi. Alasan minimnya petugas pengawas dalam lapas tidak bisa diterima begitu saja. Seharusnya petugas bisa melibatkan unsur lain dalam pengawasan, mulai dari polisi, BNN sampai TNI.
"Jangan alasan keterbatasan ini menjadi alasan untuk dibiarkan. Negara lebih besar dari kekuatan bandar. Jadi tidak boleh kalah," tutupnya.
Baca juga:
BNN tangkap pengendali narkoba jadi penyebab bentrok Rutan Bengkulu
Kendalikan bisnis narkoba dari penjara, Efendi divonis hukuman mati
Mendekam di Lapas Purwakarta, 5 narapidana positif konsumsi narkoba
Kerusuhan di Rutan Bengkulu, petugas BNNP diserang batu dan bambu
Geledah LP Binjai, aparat temukan sabu hingga permainan elektronik