BNN: Dua kali diuji lab, urine pilot AirAsia QZ7510 negatif narkoba
Pilot diketahui menggunakan obat dengan resep dokter karena sakit tipus.
Badan Narkotika Nasional (BNN) resmi menyatakan bahwa pilot AirAsia QZ7510 dengan inisial FI, negatif menggunakan narkoba jenis morfin. Hal itu diutarakan oleh Kepala Bagian Humas BNN Kombes (Pol) Sumirat Dwiyanto.
Dalam gelaran konferensi pers tersebut, Presiden Direktur AirAsia Sunu Widyatmoko juga turut hadir, didampingi oleh Kepala Balai Kesehatan Penerbangan Kemenhub, Avirianto, serta Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, JA Barata.
"Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium BNN, hasilnya negatif," kata Sumirat Dwiyanto di Jakarta, Senin (26/1).
Sampel urine FI yang diterima pihak BNN pada 1 Januari 2015 lalu sebelumnya dinyatakan positif terindikasi kandungan narkoba. Namun, lanjut Sumirat, berdasarkan sampel rambut yang diperiksa, pihaknya justru menyatakan bahwa FI negatif dalam tuduhan penggunaan narkotika jenis morfin tersebut.
Sumirat mengatakan bahwa kandungan positif narkoba dalam urin FI sebelumnya, telah dikonfirmasi melalui resep obat pemberian sang dokter, di mana FI memang dinyatakan menderita thypoid fever (tipus) dan mengonsumsi obat-obatan penyembuh tipus dalam masa rehatnya.
"Dalam hasil laboratorium BNN yang keluar pada 2 Januari 2015, setelah kita cek resep dokter, ternyata memang ada penggunaan obat-obat tertentu, tapi pemakaiannya benar. Artinya bukan penyalahgunaan narkotika," kata Sumirat.
Hal yang sama juga diungkapkan staf pemeriksa Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan, dr. Ririn. Dirinya menyatakan bahwa hasil laboratorium mengenai pemeriksaan urin dan rambut pilot FI, dipastikan negatif dari kandungan obat-obatan terlarang.
Dirinya juga menjelaskan bahwa hasil ini merupakan hasil yang sama, seperti yang telah diuji oleh Balkes Penerbangan, pada awal Januari lalu.
"Hasil tes urine dan rambut pada 9 Januari 2015 di Balai Kesehatan Penerbangan, bahwa yang bersangkutan negatif narkoba," kata Ririn mengungkapkan.
Sebelumnya, pilot AirAsia berinisial FI yang diduga menggunakan narkoba jenis morfin, diketahui usai pemeriksaan urine oleh tim Balai Kesehatan Penerbangan dan Tim Direktorat Kelaikan Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, di Bandara Ngurah Rai, pada Kamis (1/1).
Pemeriksaan tersebut dilakukan sesaat setelah FI mendarat Pukul 08.50 WITA dengan momor penerbangan QZ7510 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Baca juga:
30 Menit terbang, AirAsia balik sebab gagal landing di Surabaya
AirAsia segera buka rute Solo-Bali dan Solo-Singapura
Karut marut industri penerbangan tak lantas buat investor pergi
Izin rute bermasalah,AirAsia Jakarta-Surabaya dibekukan Kemenhub
Sukses reformasi KAI, mampukah Jonan benahi sektor penerbangan?
Penerbangan murah terbukti dorong kemajuan pariwisata Indonesia
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Apa daya tarik utama Air Terjun Naisogop? Daya tarik utama dari tempat wisata ini pastinya air terjunnya yang indah dan memanjakan mata. Semburan air itu mengalir dari ketinggian 7-12 meter dengan debit air yang cukup besar. Derasnya debit air itu menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.