BNPB pasang 6 sirene dan 54 rambu peringatan bahaya di Gunung Agung
Enam lokasi sirene ini ditempatkan di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang. Mekanisme kerjanya manual.
Enam buah sirene dan 54 rambu peringatan berbahaya kembali ditempatkan di wilayah Gunung Agung Karangasem, Bali. Alat itu secara khusus didatangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Gudang Peralatan di Sentul Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung naik status Awas.
"Bunyi sirene ini mampu menjangkau radius 2 kilometer, bahkan dapat lebih jauh jika suara terbawa angin," terang Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/9).
Tujuan pemasangan sirene ini disebutkan guna memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat. Sirene ini hampir mirip dengan sirene tsunami, namun dapat dipindahkan. Jadi bukan mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya sebagai memberi tahu tanda ada bahaya.
Enam lokasi sirene ini ditempatkan di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang. Mekanisme kerjanya manual.
Sirene dibunyikan oleh petugas atau operator sirene setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem.
Agar terkoneksikan semua jaringan komunikasi antara operator sirine, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan ring untuk radio komunikasi.
"Saat ini BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirine. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirine peringatan dini tsunami. Kendalanya adalah belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi," akunya.
Selain itu, BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik. Rambu ini adalah pemberitahuan kepada masyarakat posisinya terhadap radius berbahaya Gunung Agung. Rambu peringatan ini tertulis 'Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung'.