BNPB Sebut Hanya Hujan yang Bisa Padamkan Karhutla
Meski demikian, dia mengungkapkan, upaya yang telah dilakukan masih belum optimal untuk mengatasi Karhutla. Wisnu menilai, kebakaran tersebut akan bisa padam total dengan hujan alami.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, pemerintah mengerahkan ribuan personel untuk menangani Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah Indonesia. Sejauh ini, dia mengungkapkan, kegiatan dengan penanganan heli water booming tidak begitu efektif.
Doni menerangkan, sebanyak 50 ribu orang disebar ke enam provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan, Kalimantan Selatan.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
"Belum lagi, sejumlah relawan yang secara kelompok ikut terlibat tapi tidak sempat melapor ke pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," katanya di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur Senin, (23/9).
Dia menjelaskan, pemerintah juga telah melibatkan 48 unit helikopter yang dibagi ke enam provinsi. Mereka melakukan berbagai upaya. Diantaranya yakni Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dan water booming. Kendati, water booming kurang efektif memadamkan titik api.
"Banyak lahan-lahan yang sudah disiram menggunakan helikopter water booming namun secara keseluruhan apinya belum padam," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapan BNPB Bernadus Wisnu Wijaya mengatakan, 4 daerah masih terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), secara masif. Beberapa upaya pemadaman telah dilakukan, pembuatan hujan buatan, melalui jalur udara maupun pemadaman menggunakan operasi darat.
"Kalau kita lihat masih ada 4 titik yang saat ini krusial. Yakni Jambi, kemudian Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah cukup tinggi. Ditambah Pulau Riau," katanya di Kemenkominfo, Jakarta, Senin (23/9).
Meski demikian, dia mengungkapkan, upaya yang telah dilakukan masih belum optimal untuk mengatasi Karhutla. Wisnu menilai, kebakaran tersebut akan bisa padam total dengan hujan alami.
"Dengan skala kekeringan dan kebakaran hutan yang luas ini, hanya dengan hujan, baru bisa padam total," ungkapnya.
Wisnu yakin musim penghujan akan segera datang. Melihat di beberapa wilayah sudah hujan. Dia berharap, hujan bisa terus bergerak, dan mengarah ke wilayah-wilayah yang masih mengalami Karhutla.
"Saat ini sudah ada spot-spot awan-awan hujan, karena tanpa awan hujan tak mungkin kita buat hujan buatan. Dan saat ini ditengarai di utara sudah mulai hujan. Bahkan di Aceh sudah ada yang banjir, di Aceh Selatan," tutupnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra & Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BNPB Sayangkan Banyak Satgas Karhutla Gunakan Peralatan di Bawah Standar
Pengakuan Direktur PT BHL Tersangka Pembakaran Hutan di Sumsel
Mendagri Tak Bisa Beri Sanksi Kepala Daerah ke Luar Negeri Saat Bencana Karhutla
Gara-Gara Kabut Asap, Pasutri di Pekanbaru Gagal Honeymoon ke Yogyakarta
Imbas Karhutla, Industri di Riau Alami Kerugian Hingga Miliaran Rupiah
'Kalau Ada Korporasi Sengaja Bakar Lahan, Sama dengan Bunuh Diri'