BNPB Sebut Perjalanan Tsunami Sampai Hantam Pantai di Banten Ada 24 menit
BNPB Sebut Perjalanan Tsunami Sampai Hantam Pantai di Banten Ada 24 menit. Pengakuan masyarakat yang selamat, lanjut Sutopo, ada suara gemuruh yang terdengar sebelum tsunami terjadi. Korban selamat itu kemudian langsung lari ke bukit dan tempat-tempat yang tinggi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan riset terkait letusan kecil Gunung Anak Krakatau yang menimbulkan longsoran pemicu tsunami di Selat Sunda. Dari penelitian, ditemukan adanya jeda waktu 24 menit yang sebenarnya bisa dimanfaatkan masyarakat terdampak untuk menyelamatkan diri.
"Kalau kita melihat fenomena kemarin, berdasarkan hasil penelitian ada tenggat waktu 24 menit dari longsor, memicu tsunami, perjalanan tsunami sampai menghantam pantai, itu ada 24 menit," tutur Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (25/12).
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
Pengakuan masyarakat yang selamat, lanjut Sutopo, ada suara gemuruh yang terdengar sebelum tsunami terjadi. Korban selamat itu kemudian langsung lari ke bukit dan tempat-tempat yang tinggi.
"Jadi ada antisipasi setelah gemuruh. Kejadian kemarin memang malam, tapi kan masih sekitar 21.30 WIB-an, belum banyak yang tidur semuanya. Kalau terjadi tengah malam jam 02.00 WIB-an begitu pasti banyak (korban). Jadi kondisi nya sepeti itu,
makanya sosialisasi perlu kita tingkatan," jelas dia.
Terlebih, Indonesia belum memiliki sistem pendeteksi tsunami yang disebabkan oleh longsoran bawah laut dan erupsi gunung api. Sebab itu, tidak ada peringatan bencana yang akhirnya memakan banyak korban. Bahkan untuk menerka soal gemuruh pun tidak dipungkiri masih terbilang sulit.
"Kalau yg dibangkitkan oleh gempa, air surut dulu. Yang (di acara) Seventeen band itu tidak tahu karena suara musik keras sekali. Sementara masyarakat yang ada di sekitarnya, termasuk warga orang PLN yang tidak ikut acara band, dia tetap di penginapan selamat," Sutopo menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Data Tsunami Banten Pukul 13.00 WIB: 429 Meninggal, 1.485 Luka dan 154 Hilang
Ma'ruf Kunjungi Pengungsi Tsunami: Jangan Mengeluh, Jangan Marah Sama Allah
Pemulihan Kelistrikan Pasca Tsunami Banten dan Lampung Capai 88 Persen
Cerita Kru Band Seventeen Lihat Tsunami Datang dari Belakang Panggung
Jokowi Suntikan Semangat Buat Korban Tsunami di Banten
Aktivitas Anak Krakatau Masih Tinggi, Erupsi dan Lontaran Pijar Terus Terjadi