BNPT: Pesantren punya peran strategis menanggulangi paham radikal
Suhardi juga meminta kepada para ulama untuk tidak pernah lelah mendidik para santri dan masyarakat dengan semangat persatuan dan kesatuan. Hal ini penting untuk dilakukan karena saat ini paham radikal begitu gencar menggerogoti rasa cinta tanah air masyarakat.
Pesantren memiliki peran yang cukup strategis sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. Karena di pesantrenlah anak-anak baik dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi mendapat ilmu pendidikan agama dan nasional yang komprehensif termasuk dalam hal menanggulangi paham radikal.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius saat menjadi pembicara pada acara Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan dengan mengambil tema 'Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara' di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Depok, Kamis (29/9).
"Pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam menanggulangi paham radikal yang mengancam masyarakat, termasuk generasi muda yang belajar baik di tingkat sekolah maupun universitas. Ini merupakan sebuah tantangan bagi kita semua, karena bagaimanapun anak-anak bangsa adalah tanggung jawab kita bersama," kata Suhardi Alius.
Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini mengakui bahwa propaganda yang dilancarkan kelompok radikal sudah sangat masif dan terjadi di berbagai aspek. Oleh karenanya upaya penanggulangan bahwa radikalisme dan terorisme perlu dilakukan secara cepat dan tepat.
"Untuk itu pendidikan yang benar tentang agama dan kebangsaan sebagai kunci utama dalam menghindarkan masyarakat dari propaganda kekerasan yang mengatasnamakan agama," jelas Suhardi.
Suhardi juga meminta kepada para ulama untuk tidak pernah lelah mendidik para santri dan masyarakat dengan semangat persatuan dan kesatuan. Hal ini penting untuk dilakukan karena saat ini paham radikal begitu gencar menggerogoti rasa cinta tanah air masyarakat.
"Jika fenomena ini tidak segera ditangani, maka nasib bangsa kita ke depan akan sama dengan negara-negara yang sedang berkecamuk di Timur Tengah. Jangan sampai hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai ini," ujarnya.
Sementara itu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) yang juga sebagai pengasuh Ponpes Al Hikam, Hasyim Muzadi meminta dan mengimbau kepada BNPT agar badan pemerintah yang menangani masalah terorisme ini tidak lepas dari Ulama.
"Karena para ulama selama ini juga serius dalam menjaga bangsa ini dari berbagai ancaman, termasuk masalah radikalisme dan terorisme ini," kata Hasim Muzadi.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ini menuturkan bahwa pihaknya akan membentuk tim yang terdiri dari sejumlah ulama untuk tampil di berbagai tempat untuk menjaga kepentingan agama dan negara. Misi utamanya adalah mengisi negara dengan agama, bukan menghadapkan agama dengan negara.
"Ulama harus memiliki kemampuan ilmiah yang tinggi di samping pengetahuan agama yang mumpuni, ini dimaksudkan agar para ulama dapat memahami isu-isu kontemporer dan kaitannya dengan kajian keagamaan," tandasnya.