Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Ditemukan fakta ajakan pasangan atau suami dan saudara laki-laki menjadi salah satu penyebab perempuan terpapar paham radikal.
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Banyak budaya dan tradisi cenderung patriarkis menempatkan posisi pria di atas wanita. Hal ini dimanfaatkan kelompok radikal untuk melakukan brainwashing terhadap banyak perempuan. Kepala Seksi Analisis Intelijen Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Leebarty Taskarina menjelaskan patriarkisme memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Ini berdasarkan temuan studi pernah dilakukan Leebary. Dari 20 perempuan pelaku terorisme, ditemukan fakta bahwa ajakan keluarga, dalam hal ini khususnya pasangan atau suami dan saudara laki-laki menjadi salah satu penyebab perempuan terpapar paham radikal.
"Parahnya lagi, perbuatan perempuan lakukan dianggap sebagai bentuk ketaatan terhadap suaminya. Hal ini juga menandakan bahwa aksi teror yang dilakukan tidak bisa lepas dari pengaruh laki-laki terhadapnya," terang Leebarty dalam keterangannya, Minggu (10/3).
Leebarty mengungkapkan, paradigma masyarakat secara umum masih cenderung membatasi kesempatan perempuan untuk mengembangkan diri.
Fenomena ini yang dilihat sebagai suatu kesempatan oleh jaringan teror.
Kelompok radikal seolah-olah memberikan kesempatan pada perempuan untuk bisa setara dengan laki-laki dan bisa berada di garis terdepan perjuangan agama."Penting ditanamkan pemahaman bahwa terorisme tidak berada dalam satu nafas dengan pemaknaan jihad, bahkan jihad dapat direalisasikan dengan cara-cara positif dan sederhana dalam kehidupan perempuan sehari-hari," jelasnya.
Dalam menangani isu keterlibatan perempuan, Leebarty menerangkan bahwa BNPT melakukan pendekatan dari berbagai aspek, seperti ideologi, psikososial, ekonomi, dan regulasi.
Menurut Pendiri dan Ketua Komunitas Perempuan Peduli Toleransi (KPP) ini, aspek ideologi mencakup hadirnya pendidikan melalui kurikulum yang moderat dan menyerukan perdamaian antar-golongan. Nilai toleransi juga harus ditegakkan secara maksimal melalui kementerian terkait.
"Kita harus menyiapkan lingkungan yang mendukung perempuan untuk mengembangkan karier dan kehidupannya tanpa penghakiman sepihak," tandasnya.