BNPT Sebut Teroris JAD Ingin Kembangkan Konflik di Papua
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid berbicara mengenai tujuan kelompok diduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Merauke, Papua. Dia menyebut kelompok ini ingin mengembangkan konflik di Papua.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid berbicara mengenai tujuan kelompok diduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Merauke, Papua. Dia menyebut kelompok ini ingin mengembangkan konflik di Papua.
"Dia juga ingin mengembangkan konfliknya itu terkait dengan status teroris yang ada di Papua," kata Ahmad Nurwakhid saat dihubungi merdeka.com, Jumat (4/6).
-
Dimana Jemaah Aolia tersebar? Musa mengaku bahwa Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir. Jemaahnya bahkan tersebar di berbagai daerah terutama di Jateng dan DIY.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa Desa Temboro dijuluki Kampung Madinah Indonesia? Wilayah ini dijuluki Kampung Madinah Indonesia karena besarnya pengaruh agama pada kehidupan keseharian warga di Desa Temboro.
-
Mengapa Peristiwa Tanjung Morawa terjadi? Peristiwa ini dipicu oleh gerakan sosial yang mempermasalahkan hak-hak pertanahan antara petani dan pengusaha.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan Masjid Al Anwar Angke dibangun? Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
Meski begitu, menurut dia, kelompok JAD tidak berkaitan dengan teroris KKB Papua. Sebab, pemahaman keduanya berbeda.
"Tidak mungkin JAD bersatu dengan KKB, karena JAD itu kan Takfiri, mengkafirkan yang tidak sepaham, apalagi yang beda agama, tetapi ingin memanfaatkan konflik supaya lebih besar di sana, kan tujuan teroris kan ingin membuat teror," ucapnya.
Ahmad Nurwakhid mengatakan, kelompok JAD Merauke terafiliasi dengan kelompok JAD Makassar. Mereka ingin mengembangkan sel-selnya di seluruh Indonesia.
"Itu kan sudah ada jaringan yang di Makassar, ada beberapa dulu yang pernah lari dari Lampung itu loh, jadi ingin bersembunyi dan ingin mengembangkan sel sel yang ada di seluruh Indonesia, kemudian dia relatif lebih tercover kalau di Papua, otomatis bisa memperbesar arena konflik," tuturnya.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan kelompok terduga teroris di Merauke akan melakukan bom bunuh diri, seperti aksi pasangan suami istri di Makassar. Di antara terduga teroris yang diamankan di Merauke terdapat pasangan suami istri berinisial AP dan IK.
"Semuanya dimungkinkan, artinya semua segala kemungkinan, karena mereka namanya kelompok radikal teroris itu di samping dia ingin memantik, membuat, dan mengembangkan konflik, juga dia melakukan teror," ucapnya.
"Otomatis dia menyerang tempat-tempat peribadatan, seperti di Makassar segala macem, modusnya mungkin ke sana, jadi kemungkinan dia untuk amaliyah atau istisyhadiyah atau bunuh diri itu bisa jadi dimungkinkan ke situ," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyebut bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui belasan orang terduga teroris yang diamankan di Merauke, Papua, baru terpapar setelah pindah ke daerah itu.
"Yang jelas mereka sekali lagi sudah lama tinggal di Merauke. Mendapat pemahaman pemahaman radikal seperti ini ketika mereka di Merauke," kata Rusdi kepada wartawan, Kamis (3/6).
Rusdi menjelaskan, belasan terduga teroris ini bukanlah orang asli Papua. Setelah menetap di Merauke dan terpapar, mereka membangun kelompok- kelompok kecil untuk menyebarkan paham radikal yang diketahui terafiliasi dengan JAD.
"Ini merupakan satu jaringan JAD, terus dikembangkan dari Makassar, ternyata jaringannya melebar ke Kalimantan Timur. Di sana ditangkap salah satu dari JAD, kemudian dari Kaltim bergerak ke Papua, Merauke," jelas Rusdi.
Sebelumnya, jumlah terduga teroris yang ditangkap di Merauke, Papua, bertambah menjadi 13 orang. Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji mengatakan, jumlahnya kemungkinan masih bertambah.
Selain menangkap 13 orang terduga teroris, Densus 88 juga mengamankan berbagai barang bukti. "Untuk sementara yang bisa saya sampaikan itu saja karena masih terus dilakukan penyelidikan," kata Untung seperti dilansir Antara, Rabu (2/6).
Dari 13 terduga teroris yang diamankan, baru 11 orang yang identitasnya terungkap, yakni: AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, SR, YK, dan SW, serta pasangan suami istri AP dan IK.
Penangkapan terduga teroris diawali dengan ditangkapnya 10 orang setelah sebelumnya terindikasi berencana melakukan pengeboman di Merauke, namun gagal.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan mereka merupakan jaringan kelompok JAD yang terkait aksi pengeboman Gereja Katedral, Makassar, pada 28 Maret 2021 lalu.
Baca juga:
Kapolda Papua Sebut Terduga Teroris JAD Sempat Incar Uskup Agung Merauke
Polisi Jelaskan Asal Mula Belasan Terduga Teroris di Papua Terpapar Radikalisme
Terduga Teroris Ditangkap di Merauke Bertambah Jadi 13 Orang
Kapolda Papua: Empat Orang Jadi Perekrut Terduga Teroris di Merauke
Kapolda: Terduga Teroris Ditangkap di Papua Terlibat Bom Makassar Januari 2021
Gubernur Minta Densus Petakan Daerah Transit 11 Terduga Terosis Ditangkap di Papua