Terbesar di Asia Tenggara, Intip Potret Keseharian Santri di Pondok Pesantren Temboro yang Dijuluki Kampung Madinah Indonesia
Pondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kabupaten Magetan ini jadi pusat Jemaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Santrinya bisa naik kuda hingga unta.
Para santri bisa belajar berkuda hingga naik unta keliling kampung.
Terbesar di Asia Tenggara, Intip Potret Keseharian Santri di Pondok Pesantren Temboro yang Dijuluki Kampung Madinah Indonesia
Pondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan Jawa Timur dikenal sebagai pusat Jemaah Tabligh (JT) terbesar di Asia Tenggara. Tak heran jika nama pondok pesantren ini juga tenar di berbagai negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.
(Foto: YouTube Tuan Kuan)
-
Mengapa Desa Temboro disebut sebagai Kampung Madinah? Desa tersebut mendapatkan julukan sebagai Kampung Madinah karena memiliki 4 pondok pesantren besar.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Di mana Pondok Pesantren Tremas berlokasi? Setelah menikah, Kiai Abdul Manan pindah ke Desa Tremas, kampung halaman sang istri. Ia dihadiahi tanah luas yang jauh dari pusat kota. Tanah pemberian sang mertua ini dinilai lebih cocok menjadi lokasi pondok pesantren karena menawarkan ketenangan.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Dimana Desa Temboro berada? Di Magetan terdapat sebuah desa yang sangat terkenal yaitu Desa Temboro.
Sejarah
Pondok Pesantren Al Fatah awalnya adalah halakah pengajian di bawah pimpinan K.H. Shiddiq tahun 1912. Halakah tersebut bertahan sampai wafatnya Kiai Shiddiq pada 1950. Pasca meninggalnya Kiai Sidiq, halakah tersebut diubah jadi pesantren salaf.
(Foto: YouTube Tuan Kuan)
Pembeda utama Al Fatah dengan pondok pesantren lain yakni pada ikatan kuatnya dengan Jemaah Tabligh. Kitab-kitab karangan Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhlawi dan Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjadi bahan ajar selain kitab-kitab kuning yang umum dipelajari di pondok. Para santri dan lulusan Temboro melakukan khuruj (berdakwah) sebagaimana yang dilakukan anggota JT di tempat lainnya.
Kampung Madinah
Pesantren ini menempati lahan seluas 50 hektare, seperti mengutip dari kominfo.magetan.go.id. Bangunan ponpes menyebar di tiga lokasi yang mendominasi wilayah Desa Temboro, yakni Pondok Pusat, Pondok Utara, dan Trangkil Darussalaam.
(Foto: YouTube Tuan Kuan)
Wilayah ini dijuluki Kampung Madinah Indonesia karena besarnya pengaruh agama pada kehidupan keseharian warga di Desa Temboro. Di sini, sebagian besar santri mengenakan jubah, sementara sebagian besar santriwati mengenakan cadar hingga hanya tampak bagian kedua matanya.
(Foto: YouTube Tuan Kuan)
Didominasi Pendatang
Lebih dari 50 persen warga di Desa Temboro merupakan pendatang, sisanya baru warga lokal. Para pendatang ini adalah santri dari berbagai daerah yang menetap di sana.
Aktivitas Santri
Selain mengaji, para santri di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro juga bisa berlatih pacuan kuda. Pihak pesantren memiliki cukup banyak kuda dan lapangan pacu yang bisa dimanfaatkan para santri.
Selain berkuda, para santri juga bisa mencoba pengalaman naik unta di kawasan pondok pesantren. Pesantren Al Fatah juga mempunyai lapangan panahan yang bisa dimanfaatkan para santri untuk olahraga memanah.
(Foto: Instagram @aput.124)