Bocah dan remaja nahas kena peluru nyasar polisi-TNI
Meskipun berdalih tidak sengaja, anggota polisi maupun TNI yang teledor tetap dikenakan sanksi tegas.
Kasus salah tembak, peluru nyasar anggota Polisi dan TNI bukan kejadian baru di tanah air. Kebanyakan terjadi saat polisi mengejar pelaku kejahatan atau ketika tengah melakukan latihan menembak.
Meskipun berdalih tidak sengaja, anggota polisi maupun TNI yang teledor tetap dikenakan sanksi tegas. Setidaknya itu janji Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi di Palembang? Aparat Polrestabes Palembang menyebutkan bahwa pelaku utama pembunuhan siswi di pemakaman umum Tionghoa Palembang, Minggu (31/8) sempat ikut Yasinan malam pertama di kediaman korban.
-
Di mana gudang peluru yang meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Siapa yang memimpin pasukan NICA yang menyerbu Palembang? Pasukan NICA berhasil merangsek masuk ke Palembang pada 12 Oktober 1945 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Carmichael.
Korban peluru nyasar tidak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Yang terbaru kasus yang menimpa Rendi Anggara atau akrab disapa Angga. Kejadian ini menambah panjang daftar kasus peluru nyasar anggota polisi yang mengenai warga tak bersalah. Lagi-lagi, saat itu polisi mengumbar peluru di ruang publik, di pemukiman warga.
Merdeka.com mencatat sejumlah kasus peluru nyasar anggota polisi dan TNI yang mengenai anak-anak dan remaja. Berikut paparannya.
Peluru nyasar polisi saat kejar bandar narkoba
Asik bermain di teras rumah, Rendi Anggara (10) terkena tembakan peluru nyasar. Bocah kelas 5 Sekolah Dasar (SD) itu tewas di tempat dengan luka tembak di kepalanya bagian kiri.
Peristiwa itu terjadi saat korban sedang bermain di teras rumahnya di Jalan Segaran, Gang Aida, RT 11, RW 04, Kelurahan 13 Ilir, Palembang, Sabtu (5/12) sekitar pukul 13.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api dan mengarah ke korban. Korban langsung tewas di tempat dengan bersimbah darah.
Keluarga yang mendengar tembakan itu langsung berhamburan keluar rumah dan mendapati korban sudah tak bernyawa. Korban dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
Paman korban, Yanto (34) mengaku, kejadiannya begitu cepat. Keponakannya itu langsung terkapar setelah kepalanya tertembus peluru nyasar. "Sudah meninggal waktu saya angkat tadi. Pelurunya kena kepala," ungkap Yanto.
Bibi korban, Rika (37) menuturkan, setiap hari sepulang sekolah, keponakannya itu selalu mampir ke rumahnya untuk bermain dengan sepupu-sepupunya. Rika sangat terpukul atas kematian bocah pendiam ini.
"Tiap hari main ke sini. Main sama anak-anak saya. Dia itu sedikit pendiam tapi rajin ngaji," ungkap Rika kepada merdeka.com, Minggu (6/12).
Angga lahir dari keluarga tidak mampu. Dia anak ke empat dari lima saudara. Ayahnya, Ramlan (41) sehari-hari mencari nafkah dengan menjadi tukang becak. Sementara ibunya Yani (40) membantu mencari nafkah dengan menjadi buruh cuci.
"Dia masih ngontrak di sini, saya juga. Kalau punya uang banyak tidak mungkin kami tinggal di sini," kata Rika menahan sedih.
Tembakan tersebut berasal dari senjata api milik polisi yang sedang mengejar pelaku narkoba. Sebelum kejadian, datang rombongan polisi sekitar delapan orang yang berpakaian preman sekitar 15 meter dari lokasi. Lalu, dua orang polisi terlibat perkelahian dengan pelaku narkoba.
Pelaku narkoba yang belum diketahui identitasnya tersebut lari ke arah rumah korban. Korban saat itu bermain bersama tiga sepupunya di teras rumahnya. Saat pelaku narkoba tersebut kabur, kedua polisi tersebut melepaskan empat kali tembakan. Satu tembakan mengenai etalase warung warga, dan satu tembakan lagi mengenai korban yang berada di balik seng pagar rumahnya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Tjahyono Prawoto mengakui tertembaknya Rendi Anggara (10) tewas terkena peluru nyasar dari pistol milik anak buahnya. Saat itu anak buahnya tengah melakukan upaya penangkapan pengedar narkoba.
Korban terkena peluru rekoset yang mengakibatkan nyawanya tak tertolong. Dijelaskannya, dalam proses penangkapan terduga pengedar narkoba sempat terjadi pergumulan antara pengedar dan polisi. Pelaku mengeluarkan pisau dan anggota mengeluarkan tembakan. Namun tembakan yang dikeluarkan polisi justru meleset dan mengenai Angga. "Korban terkena peluru rekoset dari anggota kita," ungkap Tjahyono.
Remaja SMA kena peluru nyasar saat polisi kejar pemakai narkoba
Rendi, seorang pelajar SMA di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terkena peluru saat polisi menembak tersangka kasus narkoba yang berusaha kabur.
Kapolres Bondowoso AKBP Djadjuli kepada wartawan di Bondowoso, Selasa, membantah dugaan bahwa kasus itu karena polisi salah tembak, melainkan karena korban terkena tembusan peluru.
"Waktu kejadian (Senin, 17/8 malam), polisi mengejar dan menembak tersangka yang hendak kabur, namun pelurunya tembus kemudian mengenai korban," kata Kapolres seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/8).
Dia menjelaskan bahwa malam itu anggotanya mengejar AR, pemakai narkoba, yang berusaha kabur saat hendak diperiksa. Peluru itu mengenai bagian perut tersangka dan tembus hingga mengenai Rendi, pelajar kelas III SMAN 1 Bondowoso.
Rendi malam itu sedang membeli nasi goreng di depan markas Polres Bondowoso. Akibat terkena peluru itu, Rendi mengalami luka di kaki dan sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso, namun langsung diperbolehkan pulang ke rumahnya.
"Sementara tersangka AR yang sudah lama menjadi target operasi polisi masih dirawat Rumah Sakit Umum Daerah Soebandi di Jember," kata Kapolres.
Bocah 4 tahun kena peluru saat polisi kejar pencuri sawit
Rendi (4) terkena peluru nyasar yang ditembakkan polisi di Kabupaten Bengkalis, Riau. Saat itu enam anggota kepolisian bersama petugas sekuriti perusahaan mengejar pencuri buah sawit dan karet PT Ade Plantation. Polisi melepaskan tembakan. Namun bukan mengenai pencuri malah kena bocah malang tersebut.
Menurut seorang kerabat korban, Rendi terkena tembakan pada Minggu (14/4/2013) lalu. Dia sedang ikut bersama bapaknya bekerja di perusahaan perkebunan PT Ade Plantation, sebagai buruh pengambil karet.
"Tiba-tiba saja anak itu (Rendi) menjerit, setelah itu diketahui badannya kena peluru nyasar," kata seorang paman korban yang tidak mau namanya dituliskan, Senin (15/4).
Kabid Humas Polda Riau AKBP Hermansyah yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya insiden salah tembak itu. dia berjanji akan segera memberikan keterangan yang lebih rinci kepada publik.
"Itu bukan personel Brimob Polda Riau, melainkan dari unit Sabhara," kata Hermansyah singkat.
Bocah 7 tahun kena tembak peluiru TNI
Kasus peluru nyasar terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan yang menembus paha seorang bocah berusia 7 tahun bernama Harlan pada Kamis dini hari. "Sekitar pukul 00.00 Wita tadi, Harlan ditemukan oleh bapaknya sudah bersimbah darah," kata ibu korban, Enceng menanggapi musibah yang menimpa anaknya pada Kamis (5/12/2013).
Menurut dia, anaknya yang masih duduk di kelas 3 di SDN 47 Parepare, Sulsel sempat membuat gempar keluarga karena tiba-tiba sebuah proyektil telah membus paha anak bungsunya tanpa diketahui asal-usul tembakan itu, karena semua anggota keluarga termasuk anaknya sedang tertidur.
Dia mengatakan, pihak keluarga sempat tidak yakin jika yang mengenai paha anaknya tersebut peluru. Pasalnya, rumahnya terletak di Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung tersebut, jauh dari markas kepolisian maupun TNI.
"Saya juga heran dan sempat tidak percaya kalau yang mengenai anak kami itu, peluru," katanya.
Namun sesaat sebelum kejadian, lanjut dia, sempat mendengar suara letusan sebelum akhirnya sang anak mengeluh kesakitan. Saat itulah, dia bersama suaminya menemukan peluru yang masih panas, tepat di bawah paha korban. Tanpa berpikir panjang, korban segera dilarikan ke puskesmas untuk menyelamatkan korban.
Kepolisian Resort Kota Parepare, Sulawesi Selatan melansir hasil pemeriksaan terhadap selongsong peluru yang nyasar dan menembus paha Harlan, bocah usia tujuh tahun asal Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Parepare. Dari hasil pemeriksaan, diketahui selongsong tersebut milik TNI.
"Dari hasil pemeriksaan, polisi memastikan jika peluru tersebut bukan jenis proyektil yang selama ini digunakan kesatuan kami, melainkan diduga kuat milik TNI," kata Kapolresta Parepare AKBP Himawan Sugeha saat dikonfirmasi, seperti dilansir dari Antara, Jumat (20/12).
Kasat Reskrim Polresta Parepare, AKP Wahyudi Rahman mengemukakan, hasil uji Labfor yang telah diterima pihaknya menunjukkan jika selongsong yang ditemukan berkaliber 9 mm dengan berat sekitar 7.4965 gram. "Peluru itu mirip jenis peluru standar yang biasa digunakan TNI. Itu sesuai hasil Labfor," katanya.
Berdasarkan hasil uji forensik Polda Sulselbar tersebut, tambah Wahyudi, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Polisi Militer (POM) setempat. Pasalnya, pada malam dan waktu yang hampir bersamaan saat kejadian, seorang anggota TNI melepaskan tembakan peringatan saat berusaha melerai perkelahian yang terjadi di salah satu cafe yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian.