Bocah SD dan SMP di Cianjur Ditangkap Polisi Karena Bawa Senjata Tajam di Tas
Belasan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Cianjur, Jawa Barat, ditahan jajaran Polres Cianjur. Mereka ditangkap karena kedapatan membawa berbagai senjata tajam di dalam tasnya yang diduga akan dipakai untuk tawuran dengan siswa lain.
Belasan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Cianjur, Jawa Barat, ditahan jajaran Polres Cianjur. Mereka ditangkap karena kedapatan membawa berbagai senjata tajam di dalam tasnya yang diduga akan dipakai untuk tawuran dengan siswa lain.
"Mereka yang kami tahan sebanyak 17 orang pelajar, 9 orang di antaranya masih duduk di bangku SD dan 8 orang lainnya merupakan siswa SMP PGRI 1 Cianjur. Mereka akan melakukan tawuran dengan siswa dari Kecamatan Karangtengah," kata Kapolsek Cianjur, Kompol Iskandar di Cianjur, dikutip dari Antara, Sabtu (29/2).
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Dimana biasanya tawuran pelajar terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah. Mereka hapal betul angkutan umum apa saja yang digunakan dan menjadi target sasaran.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Kapan tawuran pelajar pertama di Jakarta terjadi? Tercatat tawuran itu terjadi pada 29 Juni 1968, di mana dalam catatan tersebut tawuran terjadi antara siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan siswa dari STN (Sekolah Tehnik Negeri) dan menimbulkan sebanyak 8 orang korban.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
Ia menjelaskan, belasan siswa SD dan SMP itu ditangkap berawal dari laporan warga di Kelurahan Sayang yang melihat sejumlah pelajar di dalam angkutan kota mengacungkan senjata tajam ke arah siswa yang sedang berkumpul di pinggir jalan.
Bahkan aksi tersebut dilakukan pada setiap gerombolan siswa SMK atau siswa yang sedang berjalan kaki di sepanjang Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Sayang. Mendapati laporan tersebut, langsung ditanggapi anggota yang sedang berpatroli di jalan protokol itu. Sedikitnya 17 orang siswa tersebut langsung di gelandang ke Mapolsek Cianjur.
"Setelah dilakukan penggeledahan ditemukan sejumlah senjata tajam dari dalam tas siswa tersebut seperti celurit dan sebilah golok. Mereka akan kita kembalikan pada orang tuanya masing-masing setelah dilakukan pendataan. Kami juga sudah memanggil pihak sekolah, " katanya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Bukit Mulya, Gunawan terkejut saat mendapat informasi terkait beberapa orang siswanya yang rata-rata duduk dibangku kelas enam ditangkap polisi karena membawa senjata tajam yang akan digunakan dalam aksi tawuran dengan siswa dari sekolah lain di Kecamatan Karangtengah.
"Mereka tidak akan diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah, namun mereka akan kembali dibina. Pengawasan terhadap mereka akan lebih kami tingkatkan bersama-sama orang tua mereka. Sudah pasti kami terkejut dengan hal ini," katanya.
Hal senada terucap dari Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustika, yang tidak menyangka beberapa orang siswanya ditangkap polisi karena membawa senjata tajam. Informasi yang didapat pihaknya menjelaskan bahwa delapan orang siswanya itu sedang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Meskipun di luar jam sekolah, kami tetap akan memberikan pembinaan bagi mereka. Kami akan berkoordinasi dengan orang tua mereka agar hal tersebut tidak kembali terulang. " katanya.
Sementara hingga malam menjelang, sejumlah orang tua siswa tersebut berdatangan ke Mapolsek Cianjur, untuk membawa anak mereka pulang ke rumah. Sebagian besar orang tua yang datang tidak menyangka kalau anak mereka berani membawa senjata tajam ke sekolah.
(mdk/rnd)