Boleh Diambil Gratis, Puluhan Sayuran Digantung di Jalanan Banyuwangi Setiap Hari
Komunitas Pemuda Etalase bekerjasama dengan Pondok Pesantren Safinatul Huda dan Kecamatan kota di Kabupaten Banyuwangi rutin membagikan puluhan sayuran dan sembako dengan cara digantung di pinggir jalan.
Komunitas Pemuda Etalase bekerjasama dengan Pondok Pesantren Safinatul Huda dan Kecamatan kota di Kabupaten Banyuwangi rutin membagikan puluhan sayuran dan sembako dengan cara digantung di pinggir jalan.
Siapapun warga yang merasa dirinya terdampak pandemik Corona (Covid-19) bisa langsung mengambil sayuran maupun sembako yang digantung.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Novian Dharma Putra (33), Ketua Pemuda Etalase Banyuwangi mengatakan, sembako berisi beras, telur dan aneka sayur mayur tersebut dibagikan dengan digantung di halaman Pondok Safinatul Huda, Jl. MT Hariono 79 mulai pagi hingga sore hari.
"Setiap hari kami sediakan 60 paket untuk digantung, dan masyarakat yang membutuhkan terdampak Covid-19 bisa mengambil. Ini berlaku mulai kemarin dan berlangsung setiap hari, Insya Allah sampai pandemik usai," kata Novian saat dihubungi via telepon, Kamis (14/5).
Komunitas Pemuda Etalase, kata Novian, secara resmi telah digandeng pemerintah kecamatan kota menjadi bagian gugus tugas penanganan Covid-19. Komunitas tersebut berisi puluhan pemuda yang membantu menggalang donasi bantuan, hingga distribusi logistik ke masyarakat, dapur umum dan bantuan sayur yang digantung.
"Sembako dan sayur digantung Ini metode baru untuk pembagian sembako. Kami bagian yang mengumpulkan donasi beras dan Pondok Safinatul bagian sayur mayurnya sama telur. Untuk beras kemarin kami salurkan 180 kilogram," kata Novian.
Novian mengatakan, donasi sembako yang digalang Pemuda Etalase merupakan gotong royong berbagai elemen, mulai dari pengusaha, perusahaan swasta, hingga perorangan yang mampu secara finansial.
"Donasi hasil dari gotong royong banyak kalangan, ada yang perusahaan swasta sampai warga yang mampu secara ekonomi," katanya.
Saat membagikan sembako dan sayuran yang digantung di pinggir jalan, memang tidak dijaga secara khusus. Para pemuda hanya meninggalkan papan informasi agar bantuan tidak dinikmati beberapa orang saja dengan mengambil berlebihan.
Pada bagian pagar untuk menggantung sembako, para pemuda menulis papan informasi seperti, "Silahkan ambil untuk masyarakat terdampak Covid-19" kemudian "Satu orang ambil satu bungkus, yang lain masih membutuhkan".
"Jadi memang harus ada kejujuran masyarakat dan saling memahami. Harapannya kalau ada orang yang tidak mampu lewat, bisa mengambil. Kami sajikan 60 paket per hari selalu habis, nanti mungkin bisa bertambah jumlahnya," katanya.
Komunitas Pemuda Etalase kata Novian, terdiri dari kalangan pemuda dari 18 Kelurahan di Banyuwangi kota yang terbentuk sejak Desember 2019. Komunitas tersebut mulanya ingin membuat beragam kegiatan inovatif di sektor seni-budaya, UMKM dari berbagai potensi yang dimiliki.
Anggota komunitas tersebut juga multikultural dari berbagai etnis mulai Using, Jawa, Madura, Bugis, Mandar, Arab, Tionghoa dan etnis lain yang ada di kawasan kota Banyuwangi.
"Komunitas kami anggotanya beragam, ada banyak potensi, kreativitas, adanya Covid-19 ini kami akhirnya digandeng pihak kecamatan. Kami membantu memberi inovasi, ide kreatif hingga menggalang donasi dan distribusi sembako," ujarnya.
(mdk/hrs)