BPBD Jateng: 4 Daerah terancam krisis air bersih
Menurut Sarwa Pramana, ketiga daerah itu adalah Kabupaten Banyumas, Purworejo, Wonogiri dan Klaten.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, mulai menyiapkan sejumlah skema penanggulangan kekeringan di sejumlah daerah. Salah satunya meminta Pemda menyiapkan droping air bersih dan membuatkan sumur bor baru.
Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana, mengatakan saat ini sudah ada empat daerah yang telah meminta untuk mengatasi krisis air bersih yakni Kabupaten Banyumas, Purworejo, Wonogiri dan Klaten.
"Dalam pertemuan dengan kami, mereka sudah memberikan laporan kalau di daerahnya mulai krisis air bersih. Sejauh ini, kami mengimbau mereka mengirimkan suplai (droping) air bersih di titik-titik rawan kekeringan," kata Sarwa, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (12/9).
Lebih lanjut, Sarwa menerangkan, selain droping air bersih, pihaknya juga akan membuatkan sumur bor dan sanitasi buatan untuk membantu penyediaan air bersih bagi warga daerah tersebut.
Meski demikian, menurut Sarwa, pembuatan sumur bor masih menunggu laporan lanjutan dari setiap kepala daerah karena hingga situasi kekeringan di empat daerah tersebut belum termasuk tanggap darurat.
Sementara ini, untuk mengatasi krisis air bersih, Sarwa meminta kepada kepala daerah untuk memakai dana bantuan kebencanaan yang nilainya bervariasi mulai Rp 150-200 juta.
Apabila bencana kekeringan mulai meluas, BPBD Jateng akan melakukan droping air bersih secara serentak ke seluruh daerah rawan kekeringan.
"Selain daerah tersebut, kami juga mendata ada 77 persen dari total 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang rawan bencana kekeringan. Ini yang harus diwaspadai agar jangan sampai meluas ke daerah-daerah lainnya," ujar Sarwa.