BPJS bikin pasien operasi bejibun, RSUD dr Soetomo kewalahan
Terhitung sejak awal Januari lalu, atau sejak diberlakukannya BPJS, jumlah pasien operasi meningkat 20 persen.
Sejak diberlakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per Januari lalu, pasien operasi di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Selain terpaksa harus mengantre lama, sebagian calon pasien operasi lebih memilih pulang.
Peningkatan jumlah pasien operasi ini dibenarkan Direktur RSUD dr Soetomo, dr Dodo Anando. Dia mengatakan, terhitung sejak awal Januari lalu, atau sejak diberlakukannya BPJS, jumlah pasien operasi yang mendaftar di rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur itu mengalami peningkatan hingga 20 persen.
"Peningkatan jumlah itu, terhitung sejak 25 hari lalu, atau sejak BPJS diberlakukan per Januari lalu," kata Dodo, Minggu (2/2).
Dodo juga mengungkap, peningkatan jumlah pasien itu, tidak hanya didominasi oleh pasien dari Surabaya, melainkan juga dari luar daerah.
"Jumlah pasien paling banyak berasal dari luar Surabaya yang dirujuk oleh rumah sakit daerah tempat pasien tinggal," katanya lagi.
Padahal, lanjut dia, pasien rujukan dari rumah sakit daerah yang mendaftar di RSUD dr Sutomo itu, tidak terlalu darurat. "Artinya, rumah sakit daerah setempat, masih bisa menangani si pasien yang dirujuk itu."
Seharusnya, masih menurut Dodo, kalau bisa ditangani di rumah sakit daerah setempat, tidak perlu harus dirujuk dan dioperasi di sini (RSUD dr Sutomo).
"Kan bisa di rumah sakit awal. Kalau sudah mengantre lama, akhirnya mereka nggak percaya sama rumah sakit di sini," kata dia menyayangkan.
Sementara jumlah ruang operasi di RSUD dr Sutomo sendiri, seperti yang dibeber Dodo, hanya ada 22 ruangan. Jumlah ruangan itu termasuk ruang operasi mata, kandungan dan lain sebagainya.
"Saat ini, diperkirakan untuk setiap hari-nya, ada sekitar 50 pasien yang mendaftar operasi di RSUD dr Soetomo, sehingga ruang operasi di sini tidak pernah kosong," ungkapnya.
Untuk jadwal operasi sendiri, diakui Dodo, tidak selamanya tepat. Karena sewaktu-waktu, secara tiba-tiba ada pasien darurat, seperti kecelakaan, yang harus segera ditangani atau didahulukan terlebih dahulu meskipun baru datang.
"Misalkan, ada pasien yang sudah daftar kemarin dan sudah dijadwalkan hari ini operasi. Namun, ternyata hari ini secara tiba-tiba ada pasien kecelakaan dan harus segera ditangani karena kondisinya darurat, kan otomatis pasien sebelumnya itu, tertunda jadwal operasinya," kata dia mencontohkan.
Oleh sebab itu, harap Dodo, untuk pasien dari daerah yang dirujuk di RSUD dr Soetomo, agar rumah sakit daerah benar-benar memastikan kondisi pasien, apakah benar-benar darurat atau tidak.
"Sebaiknya yang benar-benar darurat saja yang dirujuk, kalau bisa ditangani di daerah sebaiknya tidak usah dirujuk. Sebab, RSUD dr Sutomo tidak akan pernah menolak pasien yang dirujuk, hanya saja akan menunda jadwal operasinya dan lebih mementingkan pasien yang kondisinya darurat," pinta Dodo mengakhiri percakapan.