BPOM Janji Bongkar Mafia Skincare, Termasuk Jika Libatkan 'Ordal'
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas jaringan mafia skincare.
Skincare dengan etiket biru kembali menjadi sorotan setelah muncul tudingan bahwa produk-produk ini dijual bebas tanpa pengawasan yang ketat, dengan dugaan keterlibatan oknum di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Kasus ini mencuat setelah pengusaha skincare asal Bandung berinisial HS yang dikaitkan dengan produksi dan distribusi ilegal produk etiket biru, yang seharusnya hanya dijual dengan resep dokter.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas siapa pun, termasuk anggota BPOM, yang terlibat dalam jaringan mafia skincare ini.
“Tekad kami adalah menuntaskan semuanya. Kalau ada yang bermain, kami tindak, termasuk kalau ada 'orang dalam',” ucap Taruna dengan tegas.
Skincare etiket biru adalah produk yang diracik khusus oleh dokter dan apotek sesuai kebutuhan pasien. Namun, di tangan pihak tidak bertanggung jawab, produk-produk ini direplikasi dan diedarkan ke publik tanpa izin sah.
Janji Segera Tuntas
Hal ini meningkatkan risiko penyalahgunaan yang berujung pada risiko kesehatan serius bagi konsumen. Taruna menegaskan bahwa BPOM masih melakukan investigasi mendalam terkait tuduhan ini.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Mohamad Kashuri, menambahkan bahwa pelapor sudah diajak bertemu. Dan pihak terlapor, yakni pemilik pabrik skincare di Bandung berinisial HS, sedang dalam pemeriksaan.
"Proses sedang berjalan, dan kami akan segera sampaikan hasilnya," jelas Kashuri.
Desakan kepada BPOM untuk segera menuntaskan penyelidikan pun semakin menguat. Skincare etiket biru dianggap berbahaya karena mengandung bahan yang tidak disetujui oleh BPOM, namun masih saja beredar di pasaran, terutama melalui e-commerce.
Kasus ini semakin ramai diperbincangkan setelah dr. Richard Lee, seorang dokter kecantikan sekaligus influencer, mengungkapkan dalam podcastnya bahwa seorang pengusaha skincare asal Bandung berinisial HS menjual produk etiket biru ini dengan bebas.
Dalam podcast tersebut, ia menyebut pengusaha itu juga mencoba memanfaatkan influencer besar untuk mempromosikan produk berbahaya tersebut.
BPOM kini berada di bawah sorotan publik, dan harapan agar penyelidikan ini segera menemukan titik terang sangat tinggi. Keterlibatan oknum di BPOM akan menjadi pukulan besar bagi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang seharusnya melindungi konsumen dari produk berbahaya.
Taruna memastikan bahwa BPOM akan bertindak tegas dan transparan dalam menangani kasus ini. “Hasilnya diharapkan keluar dalam waktu dekat,” tutup Taruna