Buat Gerakan Nyata Kurangi Sampah, Pegawai Pemkab Banyuwangi Diimbau Bawa Tumbler
Sebagai upaya turut serta menekan volume sampah plastik, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejak sepekan terakhir telah mengajak pegawai mulai di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kecamatan hingga kelurahan untuk menggunakan tumbler.
Sebagai upaya turut serta menekan volume sampah plastik, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejak sepekan terakhir telah mengajak pegawai mulai di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kecamatan hingga kelurahan untuk menggunakan tumbler. Kemasan tumbler, sebagai tempat isi ulang air minum digunakan untuk mengurangi konsumsi air mineral kemasan yang seringkali meninggalkan sampah plastik.
Sejumlah pegawai Pemkab Banyuwangi secara bertahap mulai membawa tumbler dan masih konsisten hingga saat ini, seiring ajakan dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk memulai mengurangi penggunaan air mineral kemasan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
"Setiap festival, enggak sampai dua jam sampah-sampah langsung bersih. Kalau lihat ada sampah, saya ambil, saya kantongi biar orang meniru. Staf harus bawa tumbler, enggak boleh bawa beli air mineral. Dan sudah 7 tahun kami sudah tidak pakai suguhan buah impor dalam setiap acara," kata Anas, Kamis (14/3).
Salah satu pegawai honorer di bagian Humas, Fikri, mengaku lebih hemat setelah imbauan membawa tumbler di terapkan. Apalagi sebagai pekerja di lapangan, yang selalu hadir di acara Banyuwangi Festival, dia selalu membutuhkan air minum.
"Waktu acara di lapangan, banyak festival karena di tempat itu harus tetap kerja meskipun posisi jauh dari toko, tempat untuk beli air minum. Enaknya sekarang pas bawa tumbler, jauh dari toko bisa isi ulang, bisa lebih hemat," kata Fikri di ruang kerjanya, Senin (18/3).
Sebelum kebijakan membawa tumbler saat kerja diterapkan, Fikri sebelumnya sudah memiliki kebiasaan membawa tumbler, namun masih kesulitan untuk isi ulang. Saat ini, setelah kebijakan tersebut diterapkan, Pemkab Banyuwangi menyediakan titik titik isi ulang air mineral di galon-galon.
"Isi ulang disediakan di tiap kantor, di lounge, pendopo, di mall pelayanan publik. Jadi Pemda menyediakan dispenser untuk isi ulang," katanya.
Sementara itu, salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ahmad Salihin yang bertugas di bagian Humas dan Protokol Pemkab Banyuwangi juga mengatakan hal senada. Pekerjaannya yang sering di lapangan, membuatnya sering membeli air mineral kemasan. Namun setelah kebijakan membawa tumbler diterapkan, Ahmad mengaku lebih hemat tidak lagi membeli air mineral kemasan di toko.
"Sejak pekan lalu ada imbauan membawa tumbler untuk memerangi sampah plastik. Sebelum ada pemberitahuan saya gak bawa, sekarang bawa. Dan lebih hemat, karena saya tidak harus beli air kemasan lagi. Sebelumnya kalau kerja saya beli air mineral kemasan," kata Ahmad.
Setiap hari, Ahmad mengisi tumbler ukuran 600 mili di rumahnya. Namun bila sudah habis di tengah jam kerja, dia mengaku mudah mencari titik isi ulang yang sudah disediakan.
"Ada banyak pos isi ulang, ada di lounge, pendopo, sama di kantor ada. Karena saya kerjanya banyak di lapangan, jadi sangat penting banget kebutuhan air minum," ujarnya.
(mdk/hhw)