Buat Sejuk Media Sosial, Tangkal Hoaks dan Narasi Intoleransi
Masyarakat Indonesia selama ini dikenal dengan budaya toleran dan rukun dalam beragama maupun bernegara. Namun saat ini dengan banyaknya narasi intoleransi membuat ketenangan itu terkoyak.
Masyarakat Indonesia selama ini dikenal dengan budaya toleran dan rukun dalam beragama maupun bernegara. Namun saat ini dengan banyaknya narasi intoleransi membuat ketenangan itu terkoyak.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Faisal Abdullah mengatakan, perlu adanya peran para tokoh untuk mengajak masyarakat kembali rukun baik di dunia nyata maupun dunia maya. Keluarga juga menjadi salah satu faktor penting membentuk karakter seseorang.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Apa yang dikatakan Menteri AS tentang Kominfo dalam berita hoaks yang beredar? Judul berita itu mencatut situs berita Liputan6.com, berjudul; "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina."
"Dan yang penting dilakukan para tokoh-tokoh tersebut yakni tidak berselisih antara tokoh yang satu dengan tokoh lainnya. Mungkin dalam kontemporer dia berselisih, tetapi dalam suatu ikatan yang lebih tinggi, dia adalah satu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7).
Dia melihat sekarang ini ada kelompok-kelompok yang ingin masyarakat tidak mempercayai apapun di negara ini. Untuk itu peran pemerintah semaksimal mungkin membentengi generasi muda dari pengaruh-pengaruh tidak baik.
"Kita ingin membangun basis-basis pemuda yang dapat menangkal serangan-serangan apakah berupa kalimat atau berupa narasi di media sosial terhadap perubahan-perubahan yang mereka lakukan atau yang ingin mereka lakukan yaitu dengan menangkal hoaks," tuturnya.
"Kita masih membutuhkan pandangan dari kelompok moderat dan toleran yang menjadi karakter dan jati diri bangsa kita," tambahnya.
Dikatakan Faisal, selama ini dirinya mengamati media sosial lebih cenderung ke arah negatif. Apalagi ditambah dengan kondisi politik yang memanas. Hal tersebut tentu berdampak pada hubungan antar-masyarakat.
"Nah di sinilah peran bagaimana media-media sosial harus menjadi penuntun, bukan menjadi perusak," tandasnya.
Baca juga:
Patroli Medsos, Polisi Awasi Akun Provokasi Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo
Google Uji Coba Media Sosial Baru Besutannya
Facebook dan Instagram Disebut Sebagai Jejaring Sosial Paling Sering Down
Sri Mulyani Minta Mahasiswa Gunakan Medsos Tingkatkan Literasi Keuangan
Dua Personel D'Masiv Berselisih di Atas Panggung Sampai Banting Bass
Ditanya Soal Aksi 'Sindir-sindiran' di Medsos, Farhat Abbas: Lagi Melawak