Budaya LGBT bisa runtuhkan ruh Pancasila
Bagi kaum liberalisme, mereka mengkampanyekan kenikmatan hidup duniawi adalah kebebasan individu yang dipraktikkan.
Pengaruh lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI) dari budaya asing membuat ruh Pancasila di setiap anak bangsa Indonesia menjadi luntur. Hal itu dikatakan Ketua Badan Sosialisasi MPR, Ahmad Basarah saat pelatihan sosialisasi empat pilar untuk 100 mahasiswa perguruan Tinggi se-Jambi.
"Dengan kemajuan teknologi masuk dan negara tidak ada kemampuan untuk memfilter hal tersebut mulai dari alat komunikasi yang canggih kita mulai dijajah. Seperti kampanye gaya hidup LGBT," katanya ketika mengisi seminar sosialisasi empat pilar kepada 100 mahasiswa perguruan tinggi se-Jambi di Rumah Kito Resort Jambi, Kota Jambi, Jumat (11/3) malam.
"Itu membuat Pancasila mulai kehilangan ruhnya. Sebagian dari kita sudah lupa sila-sila Pancasila dengan adanya hal tersebut," tambahnya.
Ia mengatakan, bagi kaum liberalisme, mereka mengkampanyekan kenikmatan hidup duniawi adalah kebebasan individu yang dapat dipraktikkan sebebas-bebasnya seperti kampanye gaya hidup LGBT.
"Sementara bagi kaum fundamentalisme agama mereka juga menawarkan kebahagiaan dan kenikmatan hidup di akhirat bahwa dapat mati syahid dalam mendirikan sistem khilafah dunia termasuk jika harus mati dalam aksi bom bunuh diri sebagai teroris," bebernya.
Kedua ideologi transnasional tersebut, menurutnya, sama-sama bekerja dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sehingga bisa langsung mengakses banyak individu generasi muda untuk kemudian mempengaruhi dan meracuni pikiran mereka. "Hal ini ditanamkan kepada setiap mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi saat ini yang membawa ekses negatif terhadap pembangunan karakter bangsa Indonesia," tandasnya.