Budi Arie Soal Bahan Makan Bergizi Gratis: Jangan Sampai Impor
Program makan bergizi gratis akan dimulai secara serentak pada 2 Januari 2025.
Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi berkomitmen agar bahan baku untuk program makan bergizi gratis tidak impor. Budi ingin bahan makanannya diproduksi dari lokal terutama warga desa.
"Telurnya, kentangnya, wortelnya, sayurnya, kalau bisa diproduksi oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama di warga perdesaan," kata Budi di Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, Rabu (5/11).
"Jadi kita kalau bisa tidak ada komponen import dalam makan bergizi gratis ini. Kita libatkan semua masyarakat untuk terlibat dalam proses rantai pasok makan bergizi gratis ini," sambungnya.
Budi telah menggelar rapat dengan Badan Gizi Nasional, Kementerian Koperasi, dan juga Kementerian Desa untuk membicarakan peran koperasi dan BUMDES dalam program Makan Bergizi Nasional. Dalam rapat koordinasi itu, Budi ingin koperasi dilibatkan terkait bahan baku makan bergizi.
"Jadi mulai dari pemasokan, masuk bahan baku kan, Itu koperasi dilibatkan. Terus produksi makanannya sampai delivery-nya, pengantaran makanan ke anak-anak sekolah," tuturnya.
Budi menuturkan banyak bahan baku yang diperlukan untuk program ini seperti susu, telur, daging, dan sayur. Dia komitmen agar hal itu tidak beli dari luar negeri.
"Dan itu memang harus dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat Indonesia karena komitmen Pak Kepala Badan Gizi dan kami semua jangan sampai itu ada barang import," pungkasnya.
Makan Bergizi Gratis Mulai Januari 2025
Program makan bergizi gratis akan dimulai secara serentak pada 2 Januari 2025. Hal Ini diungkapkan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Soal kepastian harga satu porsi makanan bergizi gratis, Dadan belum bisa mengungkap. Menurut dia hal itu masih terlalu teknis. Namun satu hal yang pasti adalah program tersebut pasti akan terlaksana.
“Ya itu nantilah, terlalu teknis. Pasti dilaksanakan,” janji Dadan.
Diketahui, program makan bergizi gratis adalah program unggulan Prabowo-Gibran saat Pilpres 2024. Nantinya penerima program tersebut adalah mereka para pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas dan ibu hamil juga menyusui.