Budi Waseso makin mirip Duterte, berambisi tembak mati bandar narkoba
Budi Waseso makin mirip Duterte, berambisi tembak mati bandar narkoba. Tidak hanya bandar narkoba, dia juga tak segan menembak mati anak buahnya yang terlibat dalam jaringan narkoba. Bahkan, dia siap ditembak apabila terlibat dengan barang haram tersebut.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte terkenal dengan caranya memerangi narkotika dan obat terlarang. Menghabisi para bandar. Mereka ditembak mati dan mayatnya dibiarkan tergeletak di jalanan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso sudah lama kepincut cara Duterte memerangi narkoba. Setidaknya, sejak September tahun lalu dia sudah mengungkapkan keinginan itu. "Jika kebijakan seperti itu diterapkan maka kami yakin, bandar dan pengguna narkoba di negeri tercinta ini akan menurun drastis," kata Budi Waseso di Sukabumi, Minggu (4/9/2016).
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana Sobikhan merawat sawo raksasa? “Seiring berjalannya waktu, kita pupuk MPK sebulan sekali dengan dosis satu sendok per satu ember. Setelah pohon tambah besar, kita tambah dosisnya lagi 2-3 sendok,” kata Sobikhan dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Langkah Duterte menjadikan para bandar narkoba seperti hidup dalam neraka dinilai hal tepat. Sebab akibat ulah mereka, setiap hari 40-50 orang meninggal karena narkoba. Menurutnya, tindakan tegas seperti itu harus dilakukan, jika tidak pemberantasan narkoba akan sulit dilakukan.
"Jika kebijakan tersebut diterapkan, saya yang paling depan untuk memberantas para bandar narkoba yang sudah merusak generasi bangsa," tambahnya.
Dia mengaku tidak main-main dengan ancaman tembak mati bandar narkoba. Saat bertemu dengan pemred media massa di Surabaya, Jawa Timur, Budi Waseso kembali menegaskan keinginannya itu.
"Kami tidak ngawur, karena tindakan tegas itu juga terukur, sebab akan kami lakukan pada pengedar yang kami sudah punya data pelanggaran hukumnya. Kalau sudah begini masih direhabilitasi justru kita yang kalah, karena mereka pasti cari mangsa lagi," ujarnya, Kamis (27/10/2016).
Dia meyakini tindakan itu tak akan melanggar hukum dan HAM. "Pernyataan Presiden bahwa Indonesia berstatus darurat narkoba itu sudah di atas UU, bahkan Presiden menyatakan perang pada narkoba. Selain itu juga ada Perkap (Peraturan Kapolri). Tindakan mereka yang merusak jutaan generasi muda itu justru lebih melanggar HAM."
Untuk mewujudkan wacana itu pihaknya tengah menyiapkan tim khusus yang akan bertindak tegas pada pengedar narkoba. "Kami tinggal menunggu senjata standar yang kami pesan dan akan datang pada November," katanya.
BNN akan membeli 2.200 senjata api untuk menembak para bandar narkoba. Tahap pertama dibeli 1.800 pucuk pistol. Sedangkan 400 pucuk untuk senjata laras panjang. Tidak hanya pistol dan senjata laras panjang, BNN juga bakal dilengkapi dengan jenis senjata lainnya, seperti senjata serbu.
"Kita juga akan datangkan senjata serbu dan senjata sniper untuk berikutnya. Nanti tergantung pembiayaan negara. Semua itu untuk kepentingan negara ya, bukan untuk kepentingan BNN," paparnya.
Senjata canggih yang akan digunakan didatangkan langsung dari Amerika Serikat. Kelebihan senjata tersebut yakni memiliki ketepatan bidik hingga 1,6 km, namun untuk daya jelajahnya sampai 2,8 km. Senjata itu diberikan khusus kepada petugas BNN, karena yang akan dihadapi adalah bandar besar yang juga memiliki senjata canggih.
Sehingga, petugas yang tengah memburu bandar narkoba tidak perlu mendekat, tetapi cukup dari jarak jauh saja. Selain itu, senjata tersebut juga kalibernya berbeda dengan senjata yang dimiliki oleh TNI/Polri.
"Senjata ini kami gunakan untuk menembak para bandar narkoba," tegasnya.
Mantan Kabareskrim ini bahkan mengusulkan jika anggota TNI diberikan kewenangan menembak mati bandar narkoba. Sebab bandar narkoba adalah musuh negara. Dengan demikian TNI berhak memerangi dengan mengangkat senjatanya. Budi Waseso mengaku sudah berkali-kali menyampaikan usulan ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Malah ide saya. Ide gila saya karena Presiden sudah menyatakan Indonesia darurat narkoba. Tindak tegas, kalau perlu titik titik titik. Kita perang terhadap narkoba. Itu Presiden yang menyampaikan berarti sudah undang-undang. Harusnya teman-teman DPR langsung menyambut itu dan menguatkan apa yang menjadi keinginan Presiden. Maka kalau perang, peran teman-teman TNI itu sudah berjalan," ujar Budi Waseso di Kota Semarang, Jawa Tengah. Selasa (4/4).
Tidak hanya bandar narkoba, dia juga tak segan menembak mati anak buahnya yang terlibat dalam jaringan narkoba. Bahkan, dia siap ditembak apabila terlibat dengan barang haram tersebut.
"Apabila ada petugas saya yang nerima narkoba dan uang suap dari bandar narkoba, akan saya tembak mati, saya juga siap (ditembak)," tegas Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta Timur, Rabu (23/8).
Senjata api dibekali anggota BNN untuk memberantas peredaran narkoba di Indonesia. "Senjata ini disiapkan oleh negara untuk memberantas narkoba di Indonesia," katanya.
Baca juga:
Kepala BNN ingatkan nyawa manusia tak bisa dihargai dengan narkoba
BNN: 70 Persen peredaran narkoba di Jateng dikendalikan dari lapas
Memburu Sri Wahyuni, putri dari pengendali narkoba di Nusakambangan
BNN bongkar jaringan sabu Kalbar melibatkan petugas Lapas dan WN Malaysia
Penampakan 1,4 ton sabu yang dimusnahkan Polri dan BNN