Buka jasa penukaran uang, Wati dapat untung Rp 500 ribu per hari
Setiap harinya, Wati membawa uang pecahan Rp 2.000, Rp 5.000 hingga Rp 10.000 dengan total Rp 15 juta.
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1435 H, jasa penukaran uang mulai marak. Mereka menjajakan uang recehan kepada pengguna kendaraan motor dan mobil yang melintas.
Pantauan merdeka.com, di sepanjang Jalan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (24/7), jasa penukaran uang tampak berjejer di tepi jalan. Mereka menawarkan uang pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000.
Mayoritas mereka yang menyediakan jasa ini hanya untuk sampingan. Untuk setiap transaksi penukaran uang kecil, mereka mendapatkan keuntungan Rp 10.000. Misalnya uang dengan jumlah Rp 100 ribu ditukar dengan pecahan yang nominalnya lebih kecil, maka si penukar harus membayar Rp 110 ribu.
"Saya jadi jasa (tukar uang) ini dari 2 hari yang lalu. Kalau untung sih lumayan," tutur Wati, salah satu penyedia jasa penukar uang, kepada merdeka.com, di lokasi.
Sehari-hari, wanita ini berprofesi sebagai pedagang tahu. Dia menceritakan usaha yang dijalankannya ini adalah milik orang lain.
"Aku bawa uang Rp 15 juta tapi punya orang lain. Sehari yah kalau untung Rp 500 ribu," ucapnya tersenyum.