Terlilit Utang Ratusan Juta, Sosok Pria Ini Bangkit dan Sukses Bangun Usaha Plafon PVC
Sebelum memutuskan untuk merintis usaha palfon, Ali memiliki pengalaman pahit dalam hidupnya. Dia pernah terlilit utang di bank hingga ratusan juta.
Alumni Universitas Islam Kediri (UNISKA), Muhammad Ali Khusnun sukses merintis usaha di bidang distribusi interior. Usaha yang ditekuninya sejak tahun 2017 itu berfokus pada penjualan atau distribusi plafon PVC serta atap di Kediri. Usaha yang dia geluti bahkan berhasil melunasi utang pribadinya yang mencapai ratusan juta.
Mengutip dari tayangan pada akun YouTube Pecah Telur, sebelum merintis bisnis, Ali sempat bekerja di beberapa perusahaan, salah satunya di PT bahan bangunan di daerah Goronte dan bekerja selama kurang lebih 10 tahun, hingga akhirnya memutuskan untuk resign karena alasan kesehatan.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa contoh orang kaya yang punya utang? Misalnya Elon Musk, yang punya kekayaan senilai USD187,1 miliar (setara Rp2,58 triliun) ternyata juga masih memiliki utang.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Apa yang dikatakan tentang orang sukses? Orang sukses mampu melihat dan mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya, sekaligus mau memperbaiki dan berani mencoba lagi dengan cara yang berbeda.
-
Bagaimana Eko mengatasi kesulitan utang? Dengan tekad kuat, dia melakukan negosiasi dengan pihak hotel untuk mencicil pembayaran utangnya. Akhirnya pihak hotel menyetujui hal tersebut.
-
Bagaimana pria Jepang ini mencapai tujuan tabungannya? Dalam upayanya untuk mencapai FIRE (financial independence, retire early) atau kebebasan finansial dan pensiun lebih awal, pria yang memiliki penghasilan tahunan sekitar lima juta yen (sekitar Rp520 juta) ini mulai menyusun strategi menabung 100 juta yen secepat mungkin. Ia kemudian menciptakan nama alias online The Man Who Will Definitely Resign (Orang yang Pasti Akan Mengundurkan Diri) untuk memotivasi dirinya sendiri.
Sebelum memutuskan untuk merintis usaha palfon, Ali memiliki pengalaman pahit dalam hidupnya. Dia pernah terlilit utang di bank hingga ratusan juta.
Ali mengaku dia adalah mantan penikmat riba. Namun, di samping itu Ali dan istrinya tidak luput dari segala usaha untuk melunasi utang-utangnya. Usaha pakaian online dan ternak lele pernah dia tekuni juga meskipun belum berhasil.
Kesalahan terbesar Ali adalah meminjam dan mencairkan uang di dua bank sekaligus di hari yang sama. Uang tersebut dia investasikan untuk tambak udang di Cilacap dengan kalkulasi yang telah diperhitungkan.
"Misalnya modal Rp300 juta, nanti pasti cair sekitar Rp500 juta. Itu selama tiga bulan," kata Ali.
Awalnya perkembangan tambak udang itu sangat bagus, tetapi ketika musim panen tiba Ali mendapat kabar kalau ikan di tambaknya mati karena mabuk. Saat itu menjadi titik terberat Ali karena kalkulasi yang ia perhitungkan pada akhirnya hanya mencapai angka Rp15 juta.
Tak hanya itu saja, Ali memerintahkan istrinya resign dari kerjannya pada tahun 2018 untuk mengasuh anak mereka. Uang pesangon dari hasil resign itu kemudian diinvestasikan di salah satu perusahaan reptil dan hasilnya ternyata nihil lagi.
Merintis Usaha Plafon PVC
Mulanya, Ali ikut nimbrung dengan rekannya yang sangat mahir dalam pemasangan plafon sampai dia nekat untuk membantu memasarkan plafon ketika dirinya masih bekerja di kantor.
Da memasarkan mulai dari membagikan brosur hingga akhirnya berkolaborasi dengan rekannya dan akhirnya dia resign dari tempat bekerjanya.
"Saya baru bisa benar-benar fokus pada tahun 2021 sampai sekarang," imbuh Ali.
Selain rekannya, salah satu guru Ali juga mengajarkan Ali dalam bidang penjualan plafon dan memotivasi Ali untuk berusaha tidak terlalu ambisius serta lebih mengutamakan manfaat bagi orang lain.
Prinsip tersebut dia terapkan dengan memberikan kesempatan kerja kepada lulusan SMA yang sama sekali tidak memiliki keterampilan dan membimbing mereka hingga mahir.
Dalam usahanya, Ali juga mengutamakan kejujuran dan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, meskipun harus mengorbankan keuntungannya sendiri, contohnya dalam hal pemberian garansi kepada konsumennya.
Berkat usaha dan kerja kerasnya, kini Ali sudah berhasil merintis usahanya dan memiliki relasi maupun rekanan pemborong plafon dari berbeagai daerah. Menurut Ali, selama dirinya mempertahankan usaha ini, dia sama sekali tidak pernah mencatat pegeluaran dan pemasukan usahanya. Meskipun dirinya merupakan lulusan akuntansi, dia mengaku pasrah terhadap omzet yang ia peroleh.
"Kalau dibandingkan dengan gaji saya di kantor dulu, ini udah lebih dari cukup. Terus apalagi yang harus saya kejar?" ujarnya.
Berita ini ditulis reporter magang: Thalita Dewanty