Mantan TKW Asal Blitar Sukses Jual Telur Asin hingga Bisa Bangun Rumah dan Beli Mobil, Ini Kisah di Baliknya
Sempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Dulu kehidupan Sutina banyak dihabiskan di luar negeri. Ia bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi.
Suatu saat, sang suami memintanya berhenti bekerja di luar negeri agar lebih dekat dengan keluarga.
Sutina pun sempat bingung akan bekerja apa di kampung halamannya di Kabupaten Blitar Jawa Timur.
“Bingung mau kerja apa karena dulu kan di luar negeri pengalaman saya cuma jadi pembantu (Asisten Rumah Tangga),” tuturnya, dikutip dari YouTube PecahTelur, Jumat (13/9/2024).
Rintis Bisnis
Pekerjaan pertama yang dilakoni Sutina sekembalinya di Tanah Air ialah menjadi pegawai pada sebuah rumah produksi telur asin selama tujuh bulan.
Berbekal pengalaman tersebut, Sutina pun mencoba membuat telur asin sendiri di rumah. Pasalnya, saat itu ia memiliki bebek sendiri.
Pada tahun 2012, Sutina memantapkan diri memulai bisnis pembuatan telur asin kecil-kecilan. Ia memulai bisnis pembuatan telur asin dengan modal Rp10 juta.
Awalnya, Sutina memproduksi 600 butir telur asin per minggu. Awalnya, telur asin buatan Sutina hanya dijual di wilayah Kabupaten Blitar.
“Awalnya saya membuat telur asin sendiri, sama suami dan anak saya,” tutur Sutina.
Kini bisnisnya telah berkembang pesat hingga produksinya mencapai 60.000 butir telur asin per hari. Pemasaran telur asin buatan Sutina juga sudah menjangkau berbagai kota di Indonesia, khususunya Jawa Timur.
Kunci Sukses
Sutina mengakui keberhasilannya saat ini tidak semata-mata karena kerja kerasnya sendiri. Ada banyak orang yang berperan penting membuat bisnisnya berkembang seperti sekarang.
“Sampai sekarang yang mendidik saya itu Pak Priyadi (pemilik rumah produksi telur asin) di Kecamatan Ponggok. Pak Priyadi itu seperti kakak saya sendiri, kalau ada apa-apa saya cerita ke beliau,” ungkap Sutina.
Sutina mengaku banyak belajar dari sosok Priyadi yang disebutnya sebagai pribadi jujur dan tegas. Sutina pun menerapkan prinsip kejujuran ini dalam menjalankan bisnis telur asin miliknya.
Bisnis telur asin yang dijalani Sutina tidak hanya menjadi pintu rezeki bagi ia sekeluarga, tetapi juga bagi para tetangga dan saudara-saudaranya. Sutina sengaja membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di lingkungan terdekatnya.
Buah Manis
Berkat ketekunan dan kejujurannya, Sutina berhasil mengembangkan bisnis telur asin yang ia rintis sejak 12 tahun silam. Bisnis ini juga berhasil meningkatkan taraf hidup keluarganya.
“Alhamdulillah bisa bangun rumah, beli mobil, bisa bantu saudara-saudara dan tetangga dengan bekerja di sini. Semua pekerja saya dari Desa Bacem ini,” ungkap Sutina.
Sebagai pebisnis, Sutina tidak hanya mendapatkan keuntungan, ada kalanya juga mengalami kerugian. Bagi Sutina, untung dan rugi ialah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari pebisnis.