Bak Sinetron, Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Bak Sinetron, Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar
Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar
Masih ingat dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji di salah satu stasiun televisi swasta? Sebuah tayangan keluarga yang awet bertahun-tahun karena diproduksi 2.185 episode.
Sinetron tersebut mengisahkan tentang seorang tukang bubur yang bercita-cita pergi ke Mekkah untuk menjalankan rukun islam ke-5 yakni pergi haji.
Berkat keuletan dan kesederhanaan Sulam, tokoh utama sinetron ini, dia berhasil naik haji dari hasil berjualan bubur ayam.
Sinetron yang tayang setiap hari tersebut sukses menginspirasi Muhammad Nur Amin.
Seorang warga Blitar ini mewujudkan mimpinya untuk pergi ke Baitullah dengan merintis bisnis bubur.
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Dia bercerita, awal memulai usaha bubur ayam, hanya mendapatkan uang Rp12.000.
“Waktu itu, pertama saya masih ingat bawa uang Rp 12.000,” kata Amin dalam sebuah wawancara di kanal Youtube: Pecah telur, dikutip Senin (2/10).
Meski begitu, Amin tak patah arang.
Dia tetap menjual bubur ayam setiap hari. Berkat ketekunannya perlahan pelanggannya bertambah.
Setelah hampir dua bulan pendapatannya sehari bisa Rp200.000.
“Dalam waktu dua bulan lebih sedikit, itu sudah dapat uang Rp200.000,” kata Amin.
Amin merasa usaha bubur miliknya akan bisa makin berkembang. Dia pun mengajak adiknya untuk ikut berjualan tapi di tempat berbeda.
Tak puas hanya memiliki 2 lapak jualan, Amin berambisi membuka banyak cabang. Cara yang ditempuh yakni dengan menggandeng mahasiswa untuk bekerja sama.
Dia mengajak mereka untuk membuka lapak dan menjual bubur buatannya.
Strategi ini pun sukses membuat dirinya memiliki 30 cabang. Tak hanya di Kediri, dia bahkan membuka cabang di beberapa kota lainnya.
“Saya sendiri buka hampir 30 tempat sampai ke kediri hingga Trenggalek. Saya cari orang untuk membantu, kebanyakan anak-anak mahasiswa,” kata Amin.
Setelah beberapa waktu usaha bubur yang dijalankan berhasil, Amin sukses mengumpulkan uang Rp100 juta.
Uang tersebut pun digunakan untuk mendaftarkan diri untuk naik haji.
Sukses dengan usaha bubur yang ia lakukan, Amin mengembangkan bisnisnya di bidang pariwisata.
Dia kemudian membuka wisata edukasi yang diberi nama Wisata Kampung Bubur.
Amin bilang, untuk dapat meraih kesuksesan diperlukan mental kaya dalam diri sendiri.
Mental kaya yang dimaksud yakni senang membantu orang, murah hati, dan berakhlak baik.
“Mental kaya harus kita instal dalam diri kita, salah satunya dengan cara membantu orang lain, murah hati dan berakhlak baik,” kata Amin.
Hingga saat ini dari usahanya berjualan bubur hingga memiliki Wisata Kampung Bubu, Amin mampu memiliki sejumlah aset.
Mulai dari rumah, mobil, dan lainnya yang jika dikalkulasikan bisa mencapai Rp10 miliar.