Buku-buku ini berisi tentang sisi positif SBY
Selama memimpin, SBY beberapa kali mengarang buku, baik dalam bahasa Indonesia atau pun Inggris.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) akhirnya membuktikan janjinya untuk meluncurkan buku terbarunya. Buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan' ini akan diluncurkan secara resmi oleh SBY hari ini.
Buku ini berisi pengalaman SBY memimpin Indonesia selama 9 tahun terakhir. Melalui buku ini juga, SBY akan menjawab sejumlah kritik hingga fitnah yang dialaminya.
"Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan' (SAP)," tulis SBY dalam akun Facebook dan Twitter miliknya, yang diunggah beberapa waktu lalu.
Selama memimpin, SBY beberapa kali mengarang buku, baik dalam bahasa Indonesia atau pun Inggris. Kebanyakan berisi tentang pidato-pidato SBY , atau pengalaman SBY ketika memimpin Indonesia.
Selain itu, ada juga buku tentang SBY yang ditulis oleh mantan juru bicaranya Dino Patti Djalal .
Berikut buku-buku yang mengupas sisi positif SBY yang berhasil dihimpun merdeka.com :
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
Indonesia on the move
Indonesia On The Move adalah buku kedua karya SBY. Seperti bukunya yang pertama Transforming Indonesia, buku ini juga berisi kumpulan tulisan dan pidato SBY sebagai Kepala Negara di hadapan berbagai forum nasional dan internasional.
Buku yang diedit Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal tersebut diterbitkan Buana Ilmu Populer, bagian dari kelompok Kompas Gramedia.
Presiden Komisaris Kompas Gramedia, Jacob Oetama dalam sambutannya saat peluncuran buku tersebut menjelaskan, lewat beragam pidatonya di depan berbagai forum nasional dan internasional, SBY menjelaskan fase baru yang sedang dilalui dan dikerjakan bangsa Indonesia.
"Judul bukunya pun adalah Indonesia On The Move, Indonesia is a nation on the move, bukan a nation in waiting, demikian catatan Presiden selaku penulisnya," kata Jacob seperti dikutip presidensby.info.
"Tema paparan Presiden di forum internasional adalah kerjasama dengan saling percaya dan menghormati di antaranya dengan tujuan mewujudkan tujuan Pembangunan Abad Milenium (MDG) dan pengentasan kaum miskin dan tertinggal di seluruh dunia," lanjutnya.
Sementara itu SBY dalam pidatonya mengharapkan melalui buku Indonesia On The Move dunia luas dapat lebih mengenal Indonesia.
"Melalui buku ini dan buku edisi sebelumnya Transforming Indonesia, saya ingin memberikan gambaran sesungguhnya tentang Indonesia yang sedang bergerak menuju kemajuan," ujar SBY. "Tentunya proses bergerak majunya Indonesia ini harus disampaikan secara jujur," tambahnya.
Topik Pilihan: Buku Konspirasi SBY-Bakrie | Facebook SBY
Indonesia unggul
Indonesia Unggul adalah buku ketiga karangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Buku Indonesia Unggul ini adalah kumpulan pemikiran dan tulisan pilihan dari Presiden SBY.
Berbeda dengan dua buku karya SBY sebelumnya yaitu Transforming Indonesia dan Indonesia on the Move, buku Indonesia Unggul ditulis dalam bahasa Indonesia. Buku ini juga merupakan respons atas permintaan berbagai kalangan agar Presiden SBY juga menuliskan karyanya dalam bahasa Indonesia.
"Sebenarnya buku ini adalah buku yang kedua setelah buku pertama Transforming Indonesia. Itu berisi kumpulan pidato, tulisan-tulisan yang dibantu saudara Dino Patti Djalal," jelas SBY.
"Dari segi substansi, pikiran-pikiran dasar memang saya hadirkan sebagai alat komunikasi saya, baik kepada masyarakat global maupun di kalangan dalam negeri sendiri. Kumpulan dari pidato dan artikel saya yang saya hadiri di berbagai forum dan berbagai media terutama media internasional," kata SBY dalam sambutannya seperti dikutip presidensby.info.
Yang mendasari mengapa Presiden SBY menerbitkan buku ini adalah karena banyak pihak yang mengatakan di Indonesia ada jarak antara mitos dan realita. "Banyak orang yang salah mengerti tentang Indonesia. Oleh karena itu sebagai kepala negara/pemerintahan wajib hukumnya bagi saya, dengan interaksi saya dengan berbagai kalangan untuk menceritakan apa dan siapa itu Indonesia," SBY menerangkan.
"Saya menyampaikan banyak hal tentang Indonesia. Di buku ini saya banyak berbicara tentang demokrasi. Orang mengatakan demokrasi di Indonesia masih muda. Barangkali benar, tapi kita berada di jalur yang tepat untuk terus memekarkan demokrasi kita. Saya juga banyak menyampaikan tentang Islam. Kita sampaikan ajaran yang benar tentang Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang Islam," kata SBY.
Topik Pilihan: Twitter SBY | Facebook SBY
Harus Bisa, karya Dino Patti Djalal
Buku 'Harus Bisa' ditulis oleh mantan Juru Bicara Presiden SBY bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal. Buku Dino lebih detil dalam penulisan karena ditulis berdasar catatan harian selama mendampingi SBY meskipun tak bisa ditemui hal-hal yang berisi ketidaksetujuan penulis terhadap SBY apalagi kritik penulis terhadap kekurangan SBY.
Padahal SBY telah berpesan, "Dino, kalau engkau ingin menulis tentang apa yang saya pikir dan lakukan, tulislah secara obyektif. Ceritakan tentang kebenaran, say what I do, what I have done. Itu abadi, Din," demikian kata Dino menirukan ucapan SBY seperti dikutip Antara.
Dino hanya mengatakan, "Buku ini saya tulis dengan hati nurani yang bersih."
Sebenarnya ada "ketidaksetujuan" Dino ketika SBY memutuskan akan langsung ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dari Jayapura tatkala mendengar kabar terjadi gempa dan gelombang tsunami pada 26 Desember 2004.
Saat itu mereka dan rombongan sedang berada di Bumi Cenderawasih untuk menghadiri perayaan Natal.
Dino menyarankan SBY ke Jakarta terlebih dahulu dengan pertimbangan antara lain kondisi korban dan kerusakan di Aceh masih belum jelas dan kedatangan di Jakarta bisa memberi waktu untuk mempersiapkan kunjungan ke Aceh yang lebih matang.
Namun Dino tak berani menunjukkan ketidaksetujuannya secara langsung ke SBY. Ia ungkapkan hal itu pada halaman 4 dengan kalimat "Jujurnya, malam itu saya masih bertanya dalam hati apakah kepergian Presiden ke Aceh merupakan keputusan yang tepat."
Alhasil Dino berujar, "Keputusan Presiden SBY untuk segera maju ke depan dan tiba di Aceh pada hari kedua setelah tsunami adalah keputusan yang tepat dan sangat strategis bagi proses pembuatan kebijakan pemerintah setelahnya." (halaman 6).
Sebaliknya Dino mengkritisi Amien Rais yang juga telah berada di Aceh tetapi tidak merespon tawaran SBY saat rapat darurat bersama di Pendopo Gubernur Aceh untuk memberi komentar, tambahan, atau usulan penanganan bencana dahsyat itu.
"Beliau justru memilih mengeluarkan kritik pedas di luar melalui media, ketimbang memberi usulan konstruktif dalam rapat bersama seluruh pejabat," tulis Dino tentang Amien Rais dalam buku yang diterbitkan oleh "Red & White Publishing" itu.
"Saya dulu kebetulan juga pengagum Amien Rais namun dari peristiwa itu ada satu pelajaran penting yang saya petik untuk para pemimpin masa depan: ada masanya di mana semua pemimpin bangsa harus dapat melupakan ego politiknya dan bahu-membahu bersatu menangani suatu krisis nasional."(halaman 8).
Buku setebal 437 halaman plus 18 halaman untuk lembar dedikasi, kata pengantar, dan daftar isi ini berisi penilaian Dino tentang kepemimpinan SBY.
Topik Pilihan: Buku Konspirasi SBY-Bakrie | Twitter SBY
Selalu Ada Pilihan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya membuktikan janjinya untuk meluncurkan buku terbarunya. Buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan' ini akan diluncurkan secara resmi oleh SBY hari ini.
Buku ini berisi pengalaman SBY memimpin Indonesia selama 9 tahun terakhir. Melalui buku ini juga, SBY akan menjawab sejumlah kritik hingga fitnah yang dialaminya.
"Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan' (SAP)," tulis SBY dalam akun Facebook dan Twitter miliknya, yang diunggah pada Minggu (10/11) malam.
Acara peluncuran ini akan dilakukan di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Sejumlah pejabat tinggi negara, perwakilan negara sahabat dan pemimpin redaksi turut diundang untuk melihat secara langsung peluncurannya.
Jauh sebelum diluncurkan, buku ini sempat menuai pro dan kontra di masyarakat. Banyak yang melihat buku ini sebagai cara SBY untuk meraih simpati masyarakat. Seperti yang diungkap Ketua Fraksi Partai Hanura DPR, Sarifuddin Sudding.
"Ini kan menjelang pemilu, supaya ada kesan di masyarakat seakan-akan dia dizalimi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat dan menaikkan elektabilitas partai yang di pimpinnya," jelas Sudding dalam pesan singkat, Senin (11/11).
Namun selain dikritik dari sana sini, buku tersebut mendapat dukungan dari anak buah SBY. Heru Lelono misalnya. Staf Khusus Presiden SBY bidang Komunikasi tersebut mengkritik balik orang-orang yang nyinyir terhadap buku karangan SBY itu.
"Apalagi mereka berkomentar sinis sebelum membaca isi bukunya, diterbitkan saja belum. Menjadi orang bijak memang memerlukan kepribadian atau peradaban pribadi yang cukup baik. Di sanalah etika sosial mampu dipahami," sindir Heru.
Topik Pilihan: Facebook SBY | Buku Konspirasi SBY-Bakrie
Baca juga:
Keberadaan penulis buku 'Konspirasi SBY-Bakrie' misterius
Nasi goreng SBY untuk Obama buat Secret Service & Sudi berdebat
4 Aksi cium tangan 'lebai' pejabat yang jadi cibiran publik
4 Usulan gelar untuk SBY
Ini alasan kenapa Paspampres SBY suka galak