Buya Syafii minta pemerintah bina WNI eks pengikut ISIS
Syafii Maarif menilai ada berbagai motif seseorang bergabung dengan ISIS. Di antaranya karena faktor ekonomi dan termakan janji-janji yang dilontarkan ISIS.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif mengingatkan kepada pemerintah dan masyarakat untuk mengamati gerak-gerik Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung ke ISIS. Sebab, saat ini, ada beberapa WNI yang memilih pulang kembali ke Indonesia karena kecewa pasca bergabung ke dalam ISIS.
"Salah satu hal yang perlu dilakukan yakni membina mereka. Mengingat, sejumlah WNI tersebut sudah sadar. Jika ada yang melawan, ya ditindak sesuai hukum yang berlaku," tutur Syafii Maarif, Senin (18/9).
Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menyampaikan jika WNI yang pernah bergabung di ISIS tersesat di jalan yang salah. ISIS, sambung Syafii Maarif, merupakan kelompok radikal sehingga harus disadarkan.
Syafii Maarif menilai ada berbagai motif seseorang bergabung dengan ISIS. Di antaranya karena faktor ekonomi dan termakan janji-janji yang dilontarkan ISIS.
"Orang yang gabung ISIS motifnya macam-macam. Perbaikan nasib dengan janji gaji, janji-janji palsu, lalu jihad. Mereka (WNI eks ISIS) kecewa, ISIS dimaki-maki," ungkap Syafii Maarif yang kerap disapa Buya ini.
Buya mengemukakan jika ISIS lahir dari rongsokan peradaban Arab yang saat ini sedang jatuh. Peradaban Arab yang jatuh, ucap Buya, terjadi karena pemerintah setempat justru menindas rakyatnya sendiri dan bukannya melindungi rakyat.
Ketertindasan rakyat oleh pemerintahnya ini melahirkan sejumlah gerakan radikal. Gerakan radikal yang muncul, sambung Buya, di antaranya adalah Arab Spring. Meskipun demikian, gerakan itu akhirnya gagal.
"ISIS ini puncak peradaban Arab yang kalah. Mengapa anak muda tertarik? Mereka tak tahu islam (secara utuh). Seakan-akan arabisme sama dengan islam. Sementara, WNI tertarik gabung ISIS karena lapangan kerja terbatas, ketimpangan ekonomi masih tinggi. Ini ditambah adanya pembiaran," pungkasnya.