Cak Imin: Salah Satu Kekacauan Hukum Pemain Bisnis Jadi Pembuat Aturan
Cak Imin menegaskan dalam kepemimpinannya nanti bersama Anies Baswedan, harus dilandasi pada objektifitas, kalkulatif dan memahami skala prioritas.
Kata dia, hanya menguntungkan bisnis si pembuat aturan yang juga pengusaha.
Cak Imin: Salah Satu Kekacauan Hukum Pemain Bisnis Jadi Pembuat Aturan
- Cak Imin: Kalau Hakim Tidak Diperhatikan, Mana Mungkin Hukum Bisa Ditegakkan
- Cak Imin Ungkap Sampai Detik Ini Anies Baswedan Belum Berniat Maju Pilgub Jakarta
- Kampanye di Tangerang, Anies Baswedan Bicara Kesiapan Cak Imin Hadapi Debat hingga Pendukung Bayaran
- Rumah Pemenangan AMIN Mendadak 'Hening' saat Gibran 'Skakmat' Cak Imin soal IKN
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengungkapkan adanya kekacauan hukum di Indonesia karena keterlibatan pengusaha dalam mengatur aturan hukum yang akhirnya hanya menguntungkan bisnis si pembuat aturan yang juga pengusaha.
"Masih masalah hukum, salah satu kekacauan hukum kita itu pemain bisnis bikin aturan menjadi pembuat aturan. Kedepan tidak boleh lagi terjadi," tegas Muhaimin di Tangerang, Banten.
Muhaimin menegaskan dalam pembuatan regulasi yang mengatur aturan hukum dalam berbisnis di Indonesia, harus memuat kesetaraan bagi setiap pelaku usaha. Sehingga tidak ada lagi konflik kepentingan yang termuat dalam regulasi bisnis yang juga dibuat oleh pelaku usaha.
"Harus ada kesetaraan, semua pelaku bisnis harus setara di depan pembuatan aturan dan perundangan, sehingga peluangnya sama. seluruh pelaku bisnis dengan adil dan merata. Itu yang disebut konflik of interest, saya jadi saksi Mas Anies Baswedan termasuk insa Allah saya akan menghindari konflik of interest dalam memimpin negeri ini," ungkap Muhaimin.
Cak Imin menegaskan dalam kepemimpinannya nanti bersama Anies Baswedan, harus dilandasi pada objektifitas, kalkulatif dan memahami skala prioritas.
"Objektif berdasarkan ilmu pengetahuan, kalkulatif dan mengerti persoalan prioritas. Insa allah saya dan Mas Anies membangun pemerataan Indonesia secepat-cepatnya dan serata-ratanya. Karena potensi kita besar pemerataan menjadi kebutuhan," katanya.
Contoh sederhana, kata Muhaimin, kenapa ekonomi Indonesia stag mandek. Menurutnya, karena selalu terpusat dalam mengambil siklus keputusan-keputusan di bidang ekonomi.
"Oleh karena itu investasi masuk, industri kita pertebal lagi reindustrialisasi kita jalankan. Tidak hanya padat modal, tapi padat karya juga sehingga terbuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, allahuma amiin," tegas Cak Imin.
Menyoroti narasi bonus demografi yang terus menerus disuarakan belakangan ini, Muhaimin berharap peluang tersebut dapat direalisasikan dengan program-program nyata pemerintah.
Menurut dia, proyeksi bonus demografi yang dikaitkan dengan kemajuan ekonomi bangsa hanya sebatas narasi yang digaungkan para eliit.
"Saya tahu Indonesia 51 persen adalah kaum muda, karena itu 20 tahun terakhir ini kita sadar namanya bonus demografi, tapi 20 tahun ini kita hanya ngomong bonus demografi, potensi ekonomi, kekuatan energi baru, kreatifitas pemuda tapi tidak ada langkah yang konkret," katanya.
"Saya dengan Mas Anies sudah menghitung, Insyaallah untuk kaum muda untuk menumbuhkan kreatifitas, inovasi, akses kepada pekerjaan, permodalan, kemampuan usaha dan seluruh pendampingan insa allah 5 persen APBN sekitar Rp150 triliun khusus untuk pembinaan dan penguatan kaum muda Indonesia. Ini penting, nanti yang nangani pemuda punya alat untuk mendongkrak kapasitas kaum muda, inilah yang disebut perubahan," tegas Muhaimin.
Konkretnya kata Muhaimin perubahan untuk kaum muda itu sederhana dengan melihat dompetnya terisi, belanjanya murah, punya tabungan.
"Ya bagaimana terisi, yang bekerja dapat akses kerja yang bisnis dapat permodalan, yang produksi dapat prospek pasarnya setelah punya penghasilan transportasi harus murah, publik trnasportasi tersedia, kesehatan murah tanpa ngantri bahkan gratis untuk kaum miskin kemudian sekolah, pendidikan harus murah dan punya jangakauan merata," tukas Cak Imin.