Cak Nun Dirawat di Ruang ICU RS Sardjito Yogyakarta
Cak Nun dikabarkan sedang menjalani dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Dr Sardjito
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Cak Nun diduga mengalami pendarahan otak.
Cak Nun Dirawat di Ruang ICU RS Sardjito Yogyakarta
Cendekiawan sekaligus Budayawan Muhammad Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun dikabarkan sedang dirawat di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta. Kabar ini disampaikan oleh politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim.
merdeka.com
- 10 Momen Keseruan Shireen Sungkar Liburan di Yogyakarta Bareng 'Anak Bujang'
- Jarang Tersorot, Ini Deretan Potret Rumah Milik Soimah di Yogyakarta yang Asri Banget
- Mengenal Suku Kalang di Era Kerajaan Jawa Kuno, Keturunannya Punya Jasa Besar buat NKRI
- Kedapatan Buang Sampah Sembarangan, 30 Warga Yogyakarta Didenda Rp400 Ribu
"Mari berdoa semoga Allah SWT memberi kesembuhan, kesehatan dan keadaan terbaik untuk Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang dirawat di ICU RS Dr Sardjito," tulis Luqman dalam akun Twitter miliknya. Dikutip merdeka.com, Kamis (6/7).
merdeka.com
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Cak Nun diduga mengalami pendarahan otak. Saat ini masih dalam penanganan medis.
"Jalan pencerahan Cak Nun, telah diikuti jutaan manusia. Langit gelap ia robek-robek hingga cahaya Cinta terpancar ke bumi. Alfatihah," lanjut Luqman.
Cak Nun merupakan budayawan dan intelektual muslim asal Jombang, Jawa Timur. Anak keempat dari 15 bersaudara ini pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor Ponorogo, dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Namun pendidikan formalnya di UGM, tepatnya di Fakultas Ekonomi, hanya mampu Cak Nun selesaikan 1 semester saja. Pada bulan Maret 2011, Cak Nun memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, Jero Wacik, Penghargaan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada seseorang yang memiliki jasa besar di bidang kebudayaan dan mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975. Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya.
Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).
Selain teater, Cak Nun juga adalah seorang penulis buku dan aktif di kelompok musik arahannya, Musik Kiai Kanjeng, yang selalu membawakan lagu-lagu sholawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah. Selain itu, Cak Nun rutin menjadi narasumber pengajian bulanan dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah.